Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
SWT. yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin
dikaji semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai manusia yang belum
terungkapkan. Dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subyek sekaligus
sebagai objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan manusia
khususnya para ilmuwan. Oleh karena itu ia telah menjadi sasaran studi sejak
dahulu, kini dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji
manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
Para
ahli telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-masing, tetapi
sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat tentang manusia. Ini
terbukti dari banyaknya penamaan manusia, misalnya homo shapien (manusia berakal), homo
ecominicus (manusia ekonomi) yang kadang kala disebut economic animal (binatang ekonomi), Al-Insanu hayawanun nathiq (manusia adalah hewan yang berkata-kata)
dan sebagainya.
Al-Qur’an tidak
menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang (animal) selama manusia
mempergunakan akalnya. Namun, kalau manusia tidak mempergunakan akal dan
berbagai potensi pemberian Allah SWT. yang sangat tinggi nilainya yakni
pemikiran (rasio), kalbu, jiwa, raga dan panca indera secara baik dan benar, ia
akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan seperti yang dikatakan oleh
Allah SWT. dalam QS. Al-A’raf ayat 179 yang artinya : “Mereka (jin dan manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), punya telinga tetapi tidak digunakan untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka (manusia) yang seperti itu sama
(martabatnya) dengan hewan bahkan lebih rendah lagi dari binatang”.
0 komentar:
Posting Komentar