Menurut ajaran Agama Islam, manusia
dibandingkan dengan makhluk lain mempunyai berbagai macam ciri utamanya,
diantaranya adalah :
- Makhluk
yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah SWT.
yang paling sempurna. Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”. (QS. At-Tiin ayat 4).
- Manusia
memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman
kepada Allah SWT. Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah dipertemukan dengan
jasad di rahim ibunya, ruh yang berada di alam gaib itu ditanyai oleh
Allah, sebagaimana yang tertera dalam QS. Al-A’raf ayat 172 : “Apakah kalian mengakui Aku sebagai
Tuhan kalian? (para ruh itu menjawab) ‘ya’, kami akui (kami saksikan)
Engkau adalah Tuhan kami”.
- Manusia
diciptakan oleh Allah SWT. untuk mengabdi kepada-Nya, sebagaimana yang
tertera di dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56 : “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.
- Manusia
diciptakan oleh Allah SWT. untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal ini
dinyatakan Allah dalam firman-Nya QS. Al-Baqarah ayatn 30, bahwa Allah
menciptakan manusia untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Perkataan “menjadi
khalifah” dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah menjadikan
manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya mengurus dunia dengan jalan
melaksanakan segala yang diridhai-Nya di muka bumi ini.
- Di
samping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau
kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada
Allah, menjadi muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia
dapat tidak percaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah,
bahkan mengingkari-Nya, menjadi kafir. Karena itu di dalam Al-Qur’an
ditegaskan oleh Allah SWT. : “Dan
katakan bahwa kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Barang siapa yang mau
beriman hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang tidak ingin beriman,
biarlah ia kafir”. (QS. Al-Kahf ayat 29).
- Secara
individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Hal ini
dinyatakan oleh Allah SWT dalam QS. Ath-Thur ayat 21 : “Setiap orang terikat (bertanggung
jawab) atas apa yang dilakukannya”.
- Berakhlak.
Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya
manusia adalah makhluk yang diberikan oleh Allah SWT. kemampuan untuk
membedakan yang baik dengan yang buruk. Dalam Islam kedudukan akhlak
sangat penting, ia menjadi komponen ketiga dalam Islam. Kedudukan ini
dapat di lihat dalam As-Sunnah Nabi Muhammad SAW. yang mengatakan bahwa
beliau diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia.
Di
dalam Al-Qur’an cukup banyak ayat-ayat yang menerangkan tentang asal usul dan
kejadian manusia, antara lain :
1. Firman Allah SWT. :
“Sesungguhnya
Aku menjadikan manusia dari tanah liat”. (QS. As-Shaffat ayat 11).
2. Firman Allah SWT. :
“Dan
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam”.
(QS. Al-Hijr ayat 28).
3.
Firman Allah SWT. :
“Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari (sari pati) tanah. Kemudian Kami jadikan
sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-banar akan mati.
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat”. (QS. Al-Mu’minuun ayat 12 s/d 16).
Berdasarkan
keimanan dan ketaqwaannya, amal saleh atau amal salah yang dilakukan manusia
baik sebagai abdi maupun sebagai khalifah selama hidup di dunia ditentukanlah
nasib manusia itu. Yang beriman dan taqwa, mengikuti pedoman yang diberi Allah
dan melaksanakannya, dimasukkan ke dalam jannah yang disebut surga yaitu alam
akhirat tempat (ruh) manusia mengenyam kebahagiaan sempurna sebagai balasan
pahala amal salehnya selama hidup di dunia. Sebaliknya, jikan manusia tidak
beriman dan tidak bertaqwa serta melakukan amal salah selama hidupnya di dunia
dimasukkan ke dalam nar yang disebut juga dengan neraka yaitu tempat penyiksaan
dengan api menyala untuk orang yang tidak beriman dan tidak pula bertaqwa,
beramal salah penuh dosa selama dalam kehidupan di dunia. Dalam tahap akhir
atau kelima ini (ruh) manusia akan hidup abadi, kekal selama-lamanya.
Dari
uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk
ciptaan Allah SWT. yang terdiri dari jiwa dan raga, berwujud fisik dan ruh.
Sebagai makhluk Ilahi, hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap,
masing-masing tahap disebut “alam”
yaitu :
- Di
alam gaib (alam ruh/arwah)
- Di
alam rahim
- Di
alam dunia (yang fana ini)
- Di
alam barzah
- Di
alam akhirat (yang kekal = abadi) yakni alam tahapan terakhir hidup dan
kehidupan manusia.
Karena pentingnya
kehidupan manusia di dunia, maka selama hayatnya di alam fana ini, manusia di
karunia oleh Allah SWT. dengan berbagai alat perlengkapan dan bekal supaya
manusia dapa melaksanakan tugasnya sebagai abdi dan khalifah Allah di dunia
ini. Selain itu, Allah SWT. juga memberi kepada manusia pedoman hidup yang mutlak
kebenarannya, agar kehidupan manusia dapat selamat sejahtera di dunia ini dalam
perjalanannya menuju tempatnya yang kekal di akhirat nanti. Pedoman itu adalah agama.
Dalam menentukan pilihan,
manusia memerlukan petunjuk. Petunjuk yang benar terdapat dalam agama Allah
SWT. yang menciptakan manusia itu sendiri yaitu Agama Islam. Karena Agama Islam adalah agama yang tidak hanya berorintasi
kepada dunia ini saja ( yang dilambangkan oleh kata “ruh” ciptaan-Nya itu)
tetapi kepada keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang menpunyai dua
dimensi atau bi-demensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan
melaksanakan tanggung jawabnya di dunia ini dan di akhirat kelak.
Di dalam Al-Qur’an
dijelaskan bahwa agama yang benar di sisi Allah SWT hanyalah satu yakni Agama
Islam. Sebagai mana Allah SWT. berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 19 yang
artinya : “Sesungguhnya agama yang diridhai
di sisi Allah hanyalah Islam”. Al-Qur’an adalah sumber Agama Islam,
mengandung berbagai ajaran termasuk tentang kehidupan manusia. Melalui
Al-Qur’an, manusia mengetahui siapa dirinya, dari mana ia berasal, di mana ia
berada dan kemana ia akan pergi.
Al-Qur’an tidak memandang
manusia sebagai makhluk yang tercipta secara kebetulan, tetapi diciptakan
setelah sebelumnya direncanakan untuk mengemban tugas, mengabdi dan menjadi
khalifah di muka bumi ini (QS. Al-Baqarah ayat 30). Untuk mengemban tugas
sebagai khalifah, manusia dibekali oleh Allah SWT. potensi dan kekuatan positif
untuk mengubah corak kehidupan di dunia ke arah yang lebih baik (QS. Ar-Ra’d
ayat 11). Ditundukkan dan dimudahkan oleh Allah SWT. baginya untuk mengelola
dan memanfaatkan alam semesta (QS. Al-Jatsiyah ayat 12 s/d 13). Antara lain,
ditetapkan arah yang harus ia tuju serta dianugerahkan kepadanya petunjuk untuk
menjadi pelita dalam perjalanannya dan ditetapkan tujuan hidupnya, yakni
mengabdi kepada Allah SWT. (QS. Adz-Dzariyat ayat 56).
5 komentar:
thank nice infonya, dan jangan lupa kunjungi balik website kami http://bit.ly/2NJYjZb
🖒
Izin Share 🙏
makasi infonya min
min ada daftar pusakanya gk?
Posting Komentar