Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual
dan potensial. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang
dibanding suatu penyakit manapun
(Brunner, 2002).
Nyeri adalah suatu mekanisme protektif
bagi tubuh, ia timbul bilamana jaringan apa saja sedang dirusak, dan ia
menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsang terhadap
nyeri tersebut (Guyton, 1990).
Tipe – Tipe Nyeri
Berdasar durasi waktu awitan nyeri,
nyeri dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu : nyeri akut yang terjadi setelah cedera atau
operasi dan biasanya waktunya dapat
diperkirakan. Tanda dan gejala emosional dari nyeri akut pada intensitas ringan
sampai sedang adalah peningkatan nadi, pernafasan, tekanan darah, pucat,
meningkatnya kadar gula darah. Yang berikutnya adalah nyeri akut kronik
yang terjadi sepanjang hari pada
beberapa periode. Contoh pada pasien dengan kanker, cedera spinal cord atau nyeri luka bakar. Tipe nyeri ini mungkin
dapat hilang atau terkontrol dalam beberapa bulan. Selanjutnya adalah
nyeri benigna kronik, yaitu nyeri
persisten yang terjadi berulang dalam periode bulan atau tahun. Contohnya adalah nyeri punggung.
Pengelompokan Nyeri
Berdasar lokasi nyeri, nyeri dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu: nyeri superfisial, yaitu nyeri yang terjadi
bila kulit atau struktur permukaan terkena stimulasi nyeri. Nyeri terlokalisir
dan biasanya digambarkan dengan
kualitas seperti terbakar / tertusuk. Selanjutnya adalah nyeri dalam,
yaitu nyeri yang bersumber dari
struktur dalam seperti otot dan organ
viseral. Struktur somatik sangat
peka terhadap nyeri seperti tendon, sendi, fosta dalam, ligamen,
periosteum tulang, pembuluh darah dan tulang. Kemudian nyeri reffered (menjalar) yang merupakan
nyeri yang kadang timbul kecil atau tidak nyeri pada tempat rangsang. Misalnya
pada penyakit ischemi myocardial, tidak terasa nyeri dibagian jantung tapi
terasa di bagian lengan kiri, bahu dan rahang.
Fisiologi Nyeri
Semua gangguan selular yang disebabkan
stimulus internal dan eksternal menyebabkan pelepasan mediator kimia seperti
histamine, bradikinin, kalium dan prostaglandin yang bergabung dengan lokasi
resesptor di nosiseptor (reseptor yang menghantarkan stimulus menuju system
saraf pusat) yang menghasilkan nyeri. Apabila kombinasi dengan reseptor nyeri
mencapai ambang nyeri (tingkat intensitas stimulus minimum yang dibutuhkan
untuk membangkitkan suatu impuls saraf), kemudian terjadilah aktivasi neuron
nyeri. Karena distribusi reseptor nyeri disetiap bagian tubuh bervariasi, maka
ini menyebabkan subjektifitas anatomis terhadap nyeri (Potter, 2006).
Implus saraf, yang dihasilkan oleh
stimulus nyeri, menyebar di sepanjang serabut saraf aferen. Dua tipe serabut
saraf perifer mongonduksi stimulus nyeri: serabut A delta yang bereleminasi dan
berukuran sangat kecil serta lambat. Serabut A mengirim sensasi tajam,
terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi
intesitas nyeri. Serabut tersebut menghantarkan komponen suatu cedera akut
dengan segera. Serabut C menyampaikan implus yang terlokalisasi buruk dan terus
– menerus. Ketika serabut C dan A- delta mentransmisikan implus dari serabut
saraf perifer,maka akan melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan atau
membuat peka akan respons nyeri. Misalnya, kalium dan prostaglandin dilepaskan
ketika sel-sel local mengalami kerusakan. Transmisi stimulus nyeri berlanjut di
sepanjang serabut saraf aferen sampai transmisi tersebut berakhir di bagian
kornu dorsalis medulla spinalis. Di dalam kornu dorsalis, neurotransmitter,
seperti substansi P dilepaskan, sehingga menyebabkan suatu transmisi sinapsis
dari saraf perifer(sensori) ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan
implus nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf pusat. Stimulus
nyeri berjalan melalui serabut saraf di traktus spinotalamus yang menyeberangi
sisi yang berlawanan dengan medulla spinalis. Implus nyeri kemudian berjalan ke
arah medulla spinalis.
Setelah implus nyeri naik ke medulla
spinallis, maka informasi ditransmisikan dengan cepat ke pusat yang lebih
tinggi di otak, termasuk pembentukan reticular, system libik, thalamus, dan
korteks sensori dan korteks asosiasi. Seiring dengan transmisi stimulus nyeri,
tubuh mampu menyesuaikan diri atau memvariasikan resepsi nyeri. Terdapat
serabut-serabut saraf di traktus spinotalamus yang berakhir di otak tengah,
menstimulasikan daerah tersebut untuk mengirim stimulus kembali ke bawah kornu
dorsalis di medulla spinalis. Serabut ini disebut system nyeri desenden, yang
bekerja dengan melepaskan neurogulator yang menghambat transmisi stimulus
nyeri.
Pengukuran Nyeri
Menurut
AHCFR (Agency for Health Care Policy and Research, 1992) dalam Potter (2006), salah satu teknik untuk mengukur nyeri seseorang, dapat menggunakan Skala Penilaian Numerik (Numerical Rating Scale, NRS), dimana dalam hal ini, klien menilai
nyeri dengan menggunakan skala 0 – 10.
Intervensi Mengurangi Tingkat Nyeri
Nyeri dapat diatasi dengan menggunakan
agen farmakologi dan non farmakologi. Berbagai agen farmakologi digunakan
sebagai manajemen nyeri. Untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang
terbagi menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotik dan analgesik
narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri (Kee dan Hayes, 1997). Namun
penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat tidak memiliki
kekuatan efek yang diharapkan (Burroughs, 2001).
Sedangkan untuk manajemen nonfarmakologi
yang sering diberikan adalah dengan Teknik
Behavioral yang meliputi :
1) Meditasi
Meditasi berusaha memfokuskan individu
yang mengalami nyeri pada nyerinya. Hal ini juga memberikan penambahan energi
dan kedamaian.
2) Latihan
Autogenic
Adalah progam sistematis yang akan
melatih tubuh dan jiwa berespon dengan cepat dan efektif terhadap perintah
verbal untuk relaks dan kembali pada keadaan seimbang dan normal.
3) Latihan
Relaksasi Progesif
Teknik ini membantu pasien untuk
memiliki perasaan tentram dan menurunkan stres yang diakibatkan oleh nyeri yang
dialaminya.
4) Guided Imagery
Imagery
adalah sebuah cara mengurangi dengan beberapa mekanisme. Pertama, menggunakan imagery adalah sebuah cara untuk
mengalihkan perhatian pasien pada nyeri, sehingga menambah toleransi terhadap
ketahanan nyeri. Kedua, imagery dapat
menghasilkan respon relaksasi yang akan membantu relaksasi otot dan menurunkan
nyeri. Ketiga, image dapat memberikan penyembuhan tidak hanya untuk mengurangi
nyeri tapi memungkinkan untuk menurunkan sumber penyebab nyeri. Teknik ini
sebaiknya dikombinasikan dengan biofeedback.
5) Nafas
Ritmik
Adalah metode campuran antara relaksasi
dan distraksi. Metode ini dapat dikombinasikan dengan sesuatu yang ritmis
seperti musik, detak jam atau metronome.
6) Operant
Conditioning
Tujuan dari program ini adalah
menurunkan tingkah laku nyeri dengan menghindarkan reinforcement positif pada setiap tingkah laku, meningkatkan
tingkah laku yang baik dengan memprogram reinforcement positif ketika pasien
menunjukkan tingkah laku yang baik, mengajarkan pada keluarga pasien atau orang
terdekat untuk memberikan dukungan terhadap tingkah laku yang baik, dan merujuk
pasien pada tenaga profesional.
7) Biofeedback
Umpan balik biologis adalah alat yang
digunakan untuk menyadari proses dalam tubuh pasien yang tidak diperhatikan ,
dan membantu proses tersebut dalam kontrol yang disadari.
8) Membina
Hubungan Terapeutik
Pasien harus mampu membina hubungan
terapeutik dengan perawat dan tenaga kesehatan yang lain atau orang terdekat.
Dengan membuat hubungan terapeutik maka perawat dapat menurunkan perasaan
keterasingan dari pasien dan dapat menjadi distraktor bagi pasien
9) Sentuhan
Terapeutik
Adalah merupakan satu tipe dari
manajemen holistik nyeri, sentuhan ini berasal dari uluran tangan jika seorang
berfikir bahwa ia memiliki ladang energi, sentuhan terapeutik menyetel kembali
ladang ini.
10) Stimulasi
Kutaneus
Stimulasi ini membantu menurunkan nyeri
berdasarkan teori gate control.
Stimulasi ini mengaktivasi serat diameter besar yang akan menutup pintu
stimulus nyeri.
11) Hypnosis
Reaksi nyeri individual jelas dapat
diturunkan dengan hypnosis. Hypnosis ini didasarkan pada sugesti dan proses
perhatian terfokus.
12) Musik
Musik adalah cara lain untuk menurunkan
nyari. Musik dapat digunakan sebagai latar belakang untuk relaksasi yang
membantu pasien rileks. Musik juga dapat digunakan untuk tujuan yang lebih
spesifik seperti sebagai pengiring nyanyian pasien sebagai sarana.
13) Acupressure
Acupressure adalah tindakan non invasif
untuk menurunkan nyeri yang didasarkan atas prinsip akupuntur. Pada kasus ini,
tekanan, pijatan, atau stimulasi kulit lain menggunakan titik akupuntur.
Stimulasi dikrjakan dengan beberapa cara seperti pijatan memutar, tekanan
dengan ibu jari atau aplikasi dingin untuk menekan titik point tertentu.
14) Aromaterapi
Aromaterapi merupakan sebuah metode
penyembuhan dengan menggunakan minyak esensial yang sangat pekat yang
seringkali sangat wangi dan diambil dari sari-sari tanaman. Unsur-unsur pokok
minyak memberikan aroma atau bau yang sangat khas yang diperoleh dari suatu
tanaman tertentu (Geddes, 2000). Aromaterapi merupakan salah satu penanganan
nyeri yang dapat digunakan karena dapat membuat orang rileks.
0 komentar:
Posting Komentar