Adanya upaya untuk membuat atau meracik jamu terdorong
oleh kebutuhan masyarakat setempat yang diimbangi
dengan
ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu, dalam
meracik jamu
selalu
terkait
dengan
budaya
setempat yang mempengaruhi peracik atau pembuat jamu yang merupakan penduduk
lokal suatu daerah, dan memberi warna tersendiri bagi tiap suku dalam menyiapkan
obat tradisional yang digunakan.
1. Etnis Tonsea Minahasa (Sulawesi)
Diracik dengan cara yang sangat sederhana, yaitu berupa ramuan segar
daun, tanaman obat yang dikeringkan, bentuk rebusan, dan obat tradisional untuk mandi. Tetapi,
yang menarik dari etnis Tonsea
Minahasa adanya peralatan yang unik, yaitu "preparat asap" dan "preparat uap".
2. Etnis Bali
Pada umumnya, masyarakat di Bali percaya
bahwa penyakit disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor sekala (penyakit yang tampak) serta faktor
niskala (penyakit yang tidak tampak). Upaya pengobatan tradisional dan ramuan obat
seperti tertulis dalam berbagai rontal. Ramuan tradisional
di Bali diracik dengan cara yang sederhana,
baik tanaman obat diiris-iris tipis, kemudian ditempelkan di
tempat yang sakit atau digiling halus, kemudian ditempel di tempat yang sakit atau diaduk dalam
air mendidih,
direbus, diperas, bahkan ada
beberapa tanaman obat yang dikonsumsi sebagai lalapan.
3. Etnis Jawa
Meramu jamu sampai pada pengolahan jamu umumnya dilakukan
oleh "dukun". Kebiasaan minum jamu bagi masyarakat
Jawa berlaku bagi semua golongan usia. Cara meraciknya
yaitu dengan cara dipipis, diperas,
ataupun direbus/digodok.
4. Etnis Madura
Orang Madura lebih menyukai minum jamu berupa seduhan yang diminum bersama-sama dengan
seluruh serbuknya karena lebih terasa, baik rasa maupun baunya. Pada waktu minum jamu, sebaiknya dilakukan dengan cara berdiri. Campuran jamu
yang
spesifik
di
Madura
adalah
cuka
yang
merupakan hasil olahan dari legen yang diperoleh dari pohon
enau.
5. Etnis Maluku
Cara pengobatan yang dilakukan
oleh etnis Maluku ada bermacam-macam, baik tunggal maupun gabungan
tindakan pengobatan. Misalnya, gabungan akupresur; pijat refleksi telapak kaki dan urut. Ramuan tradisional etnis Maluku disajikan dengan cara dimakan segar / digosok
ke seluruh tubuh, dikukus setengah matang kemudian dimakan, direbus kemudian airnya diminum, daun diremas kemudian ditempel di luka, serta dikonsumsi dengan
cara ditumbuk, kemudian ditambah air hangat, diperas, kemudian
airnya diminum.
0 komentar:
Posting Komentar