Dampak Pendidikan Non Formal

Memasuki era globalisasi mau tidak mau memang harus meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pada era globalisasi dimana karena kemajuan teknologi khususnya teknologi komunikasi, telah menjadikan umat manusia ini menjadi satu, manusia hidup dalam dunia tanpa sekat, dan persaingan hidup menjadi sangat ketat. Keadaan yang demikian memerlukan SDM yang unggul dan SDM yang terus menerus belajar. Hal ini menjadi tantangan pendidikan luar sekolah untuk menunjukan kemampuannya dan perannya sebagai salah satu wahana peningkatan mutu SDM.

Apakah yang dimaksud dengan ”mandiri”. Pemahaman pengertian mandiri dalam hal ini sangat penting karena tanpa batasan yang jelas dapat menyulitkan dalam menentukan pendekatan yang harus dilakukan pendidikan luar sekolah. Dalam percakapan sehari-hari tentulah mudah dipahami arti mandiri itu, yang pada umumnya diartikan sebagai tidak tergantung pada pihak lain. Pengertian yang tidak salah, tetapi dalam kaitannya dengan tugas pendidikan luar sekolah perlu penjelasan lebih lanjut.

Ada pengertian mandiri yang pernah diberikan oleh Abdul Latif, mantan Menteri Tenaga Kerja, dalam kaitannya dengan pengembangan dan peningkatan kualitas kerja pemuda mandiri. Mandiri diartikan sebagai ”suatu ciri atau sikap mental untuk ingin selalu memiliki, mengharapkan sukses dalam suatu kehidupan, dengan melakukan sesuatu sebaik mungkin melalui kegiatan-kegiatan yang produktif, dengan berani mengambil resiko yang rasional dan telah diperhitungkan”. Sehingga pemuda yang mandiri adalah pemuda yang mempunyai idealisme dan integritas kepribadian yang tinggi tanpa tergantung kepada orang lain dan mampu menghasilkan karya nyata dalam bentuk usaha yang produktif dan bermanfaat bagi orang lain. (Abdul Latif, 1995).

Memperhatikan pengertian mandiri, seperti diatas kelihatannya pengertian itu lebih mengacu kepada hal yang sifatnya kualitatif, menyangkut nilai, sikap mental, etos kerja, kemampuan mengisi dan menciptakan lapangan kerja serta menghasilkan karya yang produktif. Pengertian itu relative sejalan dengan apa yang diberikan oleh Tilaar (1999) berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) unggul dalam menghadapi era globalisasi. Tilaar memberikan kiat-kiat keunggulan SDM sebagai berikut :
(a)    Dedikasi dan disiplin, seorang manusia unggul harus mempunyai rasa pengabdian terhadap tugas dan pekerjaan.
(b)   Jujur, jujur terhadap orang lain maupun dirinya sendiri dan tanpa kejujuran tidak  mungkin seorang manusia unggul dapat survive.
(c)    Inovatif, selalu mencari yang baru.
(d)   Tekun, dapat memfokuskan perhatian pada tugas dan pekerjaan yang telah diterima.
(e)    Ulet, tidak mudah putus asa

Selanjutnya SDM yang unggul harus mampu belajar terus menerus, belajar sepanjang hanyatnya. SDM yang demikian adalah SDM yang isa mandiri, yang tidak hanya berpikir tetapi juga berbuat.

Pengertian tersebut diatas kiranya dapat dijadikan kajian dalam kaitannya dengan pengertian mandiri dalam pendidikan luar sekolah. Pada arah kebijakan dan kegiatan pokok pendidikan luar sekolah seperti telah disebut didepan secara tidak langsung berkaitan nilai-nilai yang harus diberikan kepada warga belajar sudah diprogramkan. Ini berarti walaupun tidak secara jelas tersurat tetapi secara tersirat menunjukkan arah pengertian mandiri.

Dalam buku Pendidikan Luar Sekolah, Kini dan Masa Depan (Umberto Sihombing, 1999), ada uraian yang bila dicermati tersirat adanya gambaran tentang apa yang dimaksud dengan mandiri dalam kaitannya dengan tugas pendidikan luar sekolah. Dari uraian dalam buku itu ada ungkapan yang mengacu pada pengertian mandiri, yaitu bahwa keluaran pendidikan luar sekolah diarahkan.

a.       Mempunyai keterampilan dan mampu membuka lapangan kerja untuk diri sendiri dan ini berarti mampunyai mata pencaharian.
b.   Mampu melihat peluang yang ada di sekitarnya dan kemudian mengelolanya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Memang masih umum, tetapi bila dikaji secara operasional akan sejalan dengan pengertian mandiri seperti yang sudah disebut diatas yang pada dasarnya lebih mengacu kepada pembudayaan nilai, sikap, dan pengembangan dirinya.

Dikaitkan dengan konsep kecakapan hidup (life skills) yang dapat dikelmompokkan menjadi 
(a) personal skills
(b) social skills
(c) academic skills, dan 
(d) vocational skills.

Pengertian mandiri dalam kaitannya denga pendidikan luar sekolah dalam pembelajarannya lebih mengacu kepada konsep personal dan social skills. Personal skills mencakup kecakapan mengenai diri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking skills) yang secara utuh diartikan sebagai kemampuan berdialog secara baik dengan diri sendiri untuk emngaktualisasikan jatidirinya sehingga cakap memecahkan masalah secara kreatif dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Sedangkan social skills adalah kemampuan mendengar dan memahami peranan orang lain, kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama. (Tim Broad Base Education, 2001) Kecakapan-kecakapan tersebut mengarah kepada orang menjadi mandiri. Secara lebih luas lagi sudah barang tentu pendidikan yang mengarah kepada kemandirian keluarannya seharusnya mengacu kepada hasil rumusan UNESCO tentang pilar pendidikan yang sudah sangat bermasyarakat di Indonesia yaitu 
(a) learning to thing/know, belajar berpikir/mengetahui, 
(b) learning to do, belajar melaksanakan 
(c) learning to be, belajar menjadi diri sendiri dan (d) learning to live together, belajar hidup dengan orang lain/bekerjasama.

Pemahaman pengertian mandiri dalam kaitannya dengan konsep pendidikan secara luas tersebut adalah penting mengingat hal itu juga akan berpengaruh terhadap pola pendekatan yang harus dilakukan.

Apakah program pendidikan luar sekolah dalam pendekatan pelaksanaan kegiatan secara operasional telah mengacu pada tujuan untuk menghasilkan keluaran yang mandiri?. Secara umum kelihatannya sudah mengarah kesana, walaupun keberhasilannya belum maksimal. Masih banyak kegiatan yang dalam pendekatan pelaksanaannya mengandalkan adanya pemberian bantuan secara fisik seperti peralatan dan dana misalnya, tetapi pendekatan yang mengutamakan penanaman nilai, sikap, etos kerja seperti yang diharapkan untuk menjadikan keluaran mandiri relative masih kurang. Sehingga kadang-kadang begitu tidak ada lagi bantuan fasilitas fisik tadi kegiatan tersebut juga terhenti.

Tidaklah mudah mempersiapkan sumberdaya manusia yang mandiri, karena bukan sekedar memberikan pengetahuan, keterampilan dan fasilitas kepada mereka tetapi lebih dari itu adalah membudayakan nila dan membentuk suatu sikap. Walaupun pengetahuan, keterampilan dan fasilitas (sarana dan dana) juga penting diberikan kepada warga belajar pendidikan luar sekolah sebagai modal kehidupan selanjutnya.

Berbagai pendekatan telah dilaksanakan, tetapi pendekatan yang digunakan memang harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan sifat keluwesan pendidikan luar sekolah, dan karena memang ada perubahan dan perkembangan situasi dan kondisi. Tetapi ada hal-hal pokok yang relative secara umum perlu menjadi pegangan dalam menentukan pendekatan pelaksanaan pendidikan luar sekolah, yaitu 
(a) ciri dan 
(b) tujuan, serta 
(c) jenis dan tujuan kegiatan pendidikan luar sekolah itu sendiri.

Ciri dan tujuan pendidikan luar sekolah menjadi acuan menentukan pendekatan secara umum sedangkan jenis dan tujuan kegiatan akan memberikan pendekatan yang operasional untuk setiap jenis kegiatan (Soepardi, 2001).

Dengan memperhatikan berbagai faktor menyangkut sistem pendidikan luar sekolah dan dengan memperhatikan pengertian mandiri dalam kaitannya keluaran pendidikan luar sekolah, pendekatan berikut kiranya dapat dipertimbangkan dan dikaji sehingga pada akhirnya dapat membantu pendidikan luar sekolah menghasilkan keluaran yang mandiri adalah :
a.       Menciptakan suasana dan proses belajar mengajar yang mampu membangkitkan dan menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi serta minat dan semangat belajar. Dengan pendekatan ini warga belajar didorong untuk berani bertanya, mengemukakan pendapat dan membangkitkan kreativitas sebagai modal untuk melakukan inovasi dan kemajuan kedepan.
b.      Menumbuh kembangkan daya juang (fighting spirit), profesionaliems dan wawasan profesionalisme dan wawasan keunggulan adalah kunci membangun manusia yang bermutu, punya sikap pantang menyerah tatkala menemui kesulitan. Nilai seperti itu dapat menumbuhkan jiwa yang mandiri dan siap membuka kesempatan kerja dan usaha.

Menumbuh kembangkan sikap hidup yang hemat, cermat, teliti, tertib, tekun dan disiplin. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai dasar yang harus tertanam dalam diri setiap warga belajar pendidikan luar sekolah dalam membentuk SDM mandiri. Dalam era globalisasi dimana persaingan sangat ketat maka tidak dapat lagi menggunakan budaya santai.

Menurut perkembangan yang wajar, pendidikan luar sekolah harus dapat langsung membantu kualitas dan martabat kita sebagai individu dan warga negara, yang dengan kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri harus dapat mengendalikan perobahan dan kemajuan. Inilah sesungguhnya yang menjadi inti dari segala jenis pendidikan didalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Tujuan yang lebih luas ini memberikan tugas yang makin besar bagi bidang pendidikan luar sekolah. Dengan demikian maka sekarang ini perhatian orng kembali dipusatkan pada pendidikan luar sekolah. Ada beberapa alasan yang mendorongnya, seperti yang dijelaskan di bawah ini :
1.   Kemajuan teknologi yang antara lain membuat usangnya hasil penemuan masa lampua, sekaligus dengan itu membuka perspektif-perspektif baru. Faktor inilah yang menyebabkan perlunya penyegaran pengetahuan secara terus menerus seperti penataran, kursus-kursus dan latihan keterampilan lainnya. Arus penemuan teknologi baru untuk kepentingan berbagai bidang dewasa ini sudah demikian derasnya, sehingga banyak mempengaruhi semua sektor kehidupan di masyarakat.
2. Lahirnya persoalan-persoalan baru terhadap transpormasi nilai-nilai soaial akibat percampuran kebudayaan serta dehumanisasi dari banyaknya interaksi sosial yang semuanya ini antara lain menimbulkan gejala yang sering disebut dengan istilah ”kenakalan remaja”. Masalah seperti itu menuntut juga peran pendidikan. Dengan peran atas masalah-masalah seperti itu jelas tidak dapat diserahkan hanya kepada lembaga pendidikan semata.
3.   Keinginan untuk maju, hasrat belajar lebih tinggi, hasrat itu terutama terjadi akibat bertambahnya hal-hal yang dapat mempengaruhi sikap. Oleh karena itu bagaimana agar pelayanan pendidikan (bukan hanya disekolah tapi juga luar sekolah) mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Mereka ingin mengetahui apa yang dapat disadapnya dari kemajuan pengetahuan dan teknologi.
4. Perkembangan alat-alat kemunikasi yang memperluas kemungkinan untuk mengikuti pendidikan tnpa datang kesekolah, atau memperluas kemungkinan untuk menjanjikan program secara sistematis tnpa mengumpulkan orng yang bersangkutan dalam satu tempat yang sama. Contoh : surat kabar, majalah, radio, TV, internet dan sebagainya. Yang semuanya dengan mudah dapat masuk dalam lingkungan rumah tangga, lingkungan kerja, ataupun dalam masyarakat. Dan yang lebih penting dengan kemajuan komunikasi ini akan memungkinkan semakin banyaknya informasi pendidikan yang dapat diperoleh oleh masyarakat.
5.   Terbentuknya bermacam-macam organisasi sosial yang menambah pendidikan serta menambah kebutuhan akan penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, yaitu karena organisasi tersebut banyak yang ingin menambah pengetahuan serta keterampilan anggotanya, lewat organisasi yang diandalkan. Dengan demikian pendidikan luar sekolah tidak hanya diperlukan oleh warga masyarakat : 
a) yang belum pernah sekolah, 
b) dop out, 
c) yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu, ttapi ingin menambah pengetahuan dan keterampilan (suplemen dan komplemen). 

Oleh karena itu pendidikan luar sekolah tidak dapat diartikan sekedar : 
a) harus diselenggarakan apaila tidak ada sekolah atau hanya diepruntukkan bagi mereka yang tidak bersekolah, 
b) atau bentuk pendidikan yang hanya sesuai buat golongan seosial ekonomi rendah.

Pada analisa terakhir bahwa, pendidikan luar sekolah memiliki medan kerja yang sangat luas, dan lebih langsung berhubungan dengan dunia kerja, rekreatif seni dan budaya, mutu hidup, harus dapat berperan lebih besar, efektif dan relevan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memanfatkan diri untuk menjadi salah satu pokok dalam pencapaian pembangunan ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger