Dalam literatur psikologi
pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu perilaku utama
manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan, dan
situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini (organo biologi,
psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang banyak dianut oleh
ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama sekali tidak
masuk hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif semata-mata.
Selain itu psikologi
apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya bercorak
antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan
relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah
manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia teramat tinggi ia seakan-akan
memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi yang sangat hebat, serta
memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai
baginya.
Sampai dengan penghujung
abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis,
psikologi Perilaku, Psikologi Humasnistik, Psikologi Transpersonal.
Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang berlainan, dan
dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas
tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai
manusia.
Psikoanalisis
Pendiri psikoanalisis
adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang neurolog berasal dari Austria ,
keturunan Yahudi. Teori yang dikembangkan pengalaman menangani pasien, freud
menenmukan ragam dimensi dan prinsip-prinsip mengenai manusia yang kemudian
menyusun teori psikologi yang sangat mendasar, majemuk, dan luas implikasinya
dilingkungan ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan agama.
Menurut freud kepribadian
manusia terdiri dari 3 sistem yaitu id (dorongan biologis), Ego (kesadaran
terhadap realitas kehidupan), dan Superego (kesadaran normatif) yang
berinteraksi satu sama lain. Id merupakan potensi yang terbawa sejak lahir yang
berorientasi pada kenikmatan (pleasure principle), menghindari hal-hal yang
tidak menyenangkan, dan menuntut kenikmatan untuk segera dipenuhi. Ego berusaha
memenuhi keinginan dari id berdasarkan kenyataan yang ada (Reality principle).
Sedangkan superego menuntut adanya kesempurnaan dalam diri dan tuntutan yang
bersifat idealitas.
Dalam diri manusia ada 3 tingkatan kesadaran yaitu alam sadar, alam tidak
sadar, dan alam prasadar. Alam kesadaran manusia digambarkan freud sebagai
sebuah gunung es dimana puncaknya yang kecil muncul kepermukaan dianggap
sebagai alam sadar manusia sedangkan yang tidak muncul ke permukaan merupakan
alam ketidaksadaran yang luas dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Dan diantara alam sadar dan alam ketidaksadaran terdapat alam prasadar. Dengan
metode asosisi bebas, hipnotis, analisis mimpi, salah ucap, dan tes proyeksi
hal-hal yang terdapat dalam alam prasadar dapat muncul ke alam sadar.
Psikologi Perilaku (behavior)
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia sangat ditentukan oleh
kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau kondisioning terhadap manusia
tersebut. Aliran ini mengangap bahwa manusia adalah netral, baik atau buruk
dari perilakunya ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh
manusia tersebut. Pendapat ini merupakan hasil dari eksperimen yang dilakukan
oleh sejumlah penelitian tentang perilaku binatang yang sebelumnya
dikondisikan.
Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, psikoterapi terutama dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :
Aliran perilaku ini memberikan kontribusi penting dengan ditemukannya asas-asas perubahan perilaku yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan, psikoterapi terutama dalam metode modifikasi perilaku. Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yakni :
a. Classical Condtioning
Suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsang
tersebut sering diberikan bersamaan dengan rangsang lain yang secara alamiah
menimbulkan pola reaksi tersebut. Misalnya bel yang selalu dibunyikan
mendahului pemberian makan seekor anjing lama kelamaan akan menimbulkan air
liur pada anjing itu sekalipun tidak diberikan makanan. Hal ini terjadi karena adanya asosiasi antara
kedua rangsang tersebut.
b. Law of Effect
Perilaku yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung
diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.
c. Operant Conditioning
Suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut
berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau
mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguat negatif). Di lain pihak
suatu pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku tersebut
mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau mangakibatkan
hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).
d. Modelling
Munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan penaladanan terhadap
perilaku orang lain yang disenangi (model)
Keempat asas perubahan perilaku tersebut berkaitan dengan proses belajar
yaitu berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru
Psikologi Humanistik
Berlainan dengan psikoanalisis yang memandang buruk manusia dan behavior
yang memandang manusia netral, psikologi humanistik berasumsi bahwa pada
dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik, minimal lebih banyak
baiknya dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan telaah kualitas-kualitas
insani. Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan
abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika.
Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran ini juga memandang
manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri.
Asusmsi ini meunjukkan bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku
yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya.
Salah satu kelompok aliran ini adalah logoterapi yang dikembangkan oleh Viktor Frankl. Logoterapi mengatakan bahwa manusia terdiri dari 2 komponen dasar yaitu dimensi raga (somatis), dan dimensi kejiwaan (psikis) atau dimensi neotic atau sering disebut dengan dimensi keruhanian (spiritual). Menurut Frankl bahwa arti keruhanian ini tidak mengacu pada agama tetapi dimensi ini dianggap inti kemanusiaan dan merupakan sumber dari makna hidup, serta potensi dari berbagai kemampuan dan sifat luhur manusia yang luar biasa yang selama ini terabaikan oleh telaah psikologi sebelumnya. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai satu kesatuan dari raga-jiwa-rohani.
Manusia memiliki hasrat untuk mencari makna hidup, bila seseorang berhasil menemukan makna hidupnya maka hidupnya akan bahagia demikian sebaliknya bila tidak menemukannya maka hidupnya akan hampa. Dan menurut frankl kehilangan makna hidup ini banyak diaami oleh orang-orang yang hidup dalam dunia modern saat ini.
Psikologi Transpersonal
Aliran ini dikembangkan oleh tokoh dari psikologi hmanistik antara lain :
Abraham Maslow, Antony Sutich, dan Charles Tart. Sehingga boleh dikatakan bahwa
aliran ini merupakan perkembangan dari aliran humanistik. Sebuah definisi yang
dikemukakan oleh Shapiro yang merupakan gaubungan dari berbagai pendapat tentang
psikologi transpersonal : psikologi transpersonal mengkaji tentang potensi
tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan penggalian, pemahaman,
perwujudan dari kesatuan, spiritualitas, serta kesadaran transendensi.
Rumusan di atas menunjukkan dua unsur penting yang menjadi telaah psikologi transpersonal yaitu potensi-potensi yang luhur (potensi tertinggi) dan fenomena kesadaran manusia. The altered states of consciousness adalah pengalaman seorang melewati kesadaran biasa misalnya pengalaman memasuki dimensi kebatinan, keatuan mistik, komunikasi batiniah, pengalaman meditasi. Demikian pula dengan potensi luhur manusia menghasilkan telaah seperti extra sensory perception,transendensi diri, ectasy , dimensi di atas keadaran, pengalalman puncak, daya batin dll.
Psikologi transpersonal seperti halnya psikologi humanistik menaruh
perhatian pada dimensi spiritual msnusia yang ternyata mengandung potensi dan
kemampuan luar biasa yang sejauh ini terabaikan dari telaah psikologi
kontemporer. Perbedaannya dengan psikologi humanistik adalah bila psikologi
humanistik menggali potensi manusia untuk peningkatan hubungan antar manusia,
sedangkan transpersonal lebih tertarik untuk meneliti pengalaman
subjektif-ransendental, serta pengalaman luar biasa dari potensi spiritual ini.
Kajian transpersonal ini menunjukkan bahwa aliran ini mencoba mengkaji secara ilmiah terhadap dimensi yang selama ini dianggap sebagai bidang mistis, kebatinan, yang dialami oleh kaum agamawan (kyai, pastur, bikhu) atau orang yang mengolah dunia batinnya. Hasil dari beberapa penelitian tranpersonal menunjukkan bahwa bidang kebatinan bisa menjadi bidang ilmu dan dapat dikaji secara ilmiah sehingga hal tersebut penting untuk di kaji lebih dalam dan tidak dianggap sebagai suatu bid’ah, khurafat, ataupun syirik yang akhirnya membelenggu ilmuwan psikologi untuk mempelajari potensi yang tertinggi ini.
0 komentar:
Posting Komentar