Penanaman
pancasila dapat dilakukan dalam berbagai lapis kehidupan. Misalnya dalam
kehidupan politik. Pengembangan politik negara terutama dalam dewasa ini harus
mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila dan
esensinya, sehingga praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera
di akhiri.
Untuk menanamkan
ideologi Pancasila yang kuat, hendaknya dilakukan sejak dini. Tidak dipungkiri,
pendidikan memiliki peranan yang penting. Pendidikan dimulai sejak dari
keluarga. Keluarga, terutama orangtua hendaknya mendidik dan membimbing
anak-anaknya tentang nilai-nilai Pancasila. Di lingkungan sekolah, banyak hal
yang bisa dilakukan. Misalnya dengan memasukkannya dalam sistem kurikulum.
Pancasila tidak hanya
ditanamkan secara kognitif. Dalam arti bahwa nilai Pancasila disajikan dalam
bentuk-bentuk materi dalam mata pelajaran khusus, seperti Pendidikan Pancasila
misalnya. Nilai-nilai tersebut juga bisa diaplikasikan dalam mata pelajaran
lainnya secara afektif. Misalnya dengan membiasakan disiplin, jujur, saling
menghargai dan menghormati, dll.
Dalam strategi pembinaan
ideologi, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan (Sunarso, dkk : 2008),
yaitu :
1.
Ideologi harus diaktualisasikan dalam
bidang kenegaraan dan oleh WNI
2.
Ideologi sebagai perekat pemersatu harus
ditanamkan pada seluruh WNI
3.
Ideologi harus dijadikan panglima bukan
sebaliknya (Abdulkadir Besar, 1988)
4.
Aktualisasi ideologi dikembangkan ke arah
keterbukaan dan kedinamisan
5.
Ideologi Pancasila mengakui keanekaragaman
dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat untuk menyejahterakan dan
mempersatukan masyarakat
6. Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan
yudikatif harus mewujudkan cita-cita bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan
mengedepankan kepentingan bangsa
7. Mensosialisasikan ideologi Pancasila
sebagai ideologi humanis, religius, demokratis, nasionalis, dan berkeadilan.
Proses sosialisasi Pancasila dilakukan secara objektif dan ilmiah (bukan
doktriner) dengan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman.
8. Tumbuhkan sikap positif terhadap warga
negara dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Perlunya
perbaikan ekonomi untuk mengakhiri krisis multi dimensional (Endang Zaelani
Sukaya, 2000:109).
0 komentar:
Posting Komentar