2.1.4.2 Proses Motivasi
Motivasi timbul dalam diri seseorang apabila
terdapat dorongan dan ketegangan dalam dirinya. Motivasi dalam diri seseorang dapat terbentuk melalui beberapa
tahap, maka untuk mengetahui secara jelas proses dari terbentuknya sebuah motivasi secara umum dapat dijelaskan pada
gambar dibawah ini (gambar 2.1) :
Gambar 2.1
Proses Motivasi
Rivai dan Jauvani (2009:839)
Pada dasarnya proses motivasi dapat
digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada
akhirnya akan mencari jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus mencari
kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi.
Pada
gambar 2.2
di atas menunjukan hal-hal mengenai proses motivasi sebagai berikut:
1. Dalam kehidupan manusia, selalu
timbul kebutuhan dan yang bersangkutan merasa perlu untuk memuaskannya.
2. Kebutuhan itu hanya dapat
dikategorikan sebagai kebutuhan apabila menimbulkan ketegangan dalam diri yang
bersangkutan.
3. Ketegangan itulah yang menimbulkan
dorongan agar yang bersangkutan melakukan sesuatu
4. Sesuatu itu adalah upaya mencari
jalan keluar agar ketegangan yang dihadapi tidak berlanjut
5. Jika upaya dalam mencari jalan
keluar yang diambil berhasil, berarti kebutuhan terpuaskan.
6. Kebutuhan yang berhasil dipuaskan
akan menurunkan ketegangan, akan tetapi tidak menghilangkan sama sekali.
Alasannya adalah bahwa kebutuhan yang sama cepat atau lambat akan timbul
kemudian, mungkin dalam bentuk yang baru dan mungkin pula dengan intensitas
yang berbeda.
Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi Kerja
Terdapat
beberapa prinsip dalam memotivasi kerja pegawai (Mangkunegara, 2005:100)
diantaranya yaitu :
1. Prinsip Partisip asi
Dalam upaya memotivasi kerja,
pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan
yang akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komu nikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang
jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip Mengakui Andil Ba wahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan
(pegawai) mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan
tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip Pendelegasian Wewe nang
Pemimpin yang memberikan otoritas
atau wewenang kepada pegawai untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan
terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian
terhadap apa yang diinginkan pegawai, akan memotivasi pegawai bekerja seperti
apa yang diharapkan oleh pemimpin.
Teori-Teori Motivasi
Di
bawah ini merupakan teori-teori motivasi menurut para ahli, yaitu sebagai
berikut:
a. Teori Motivasi menurut Maslow
Menurut Maslow (Robbins, 2006:214)
manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau lima
hierarki (hierarchy of needs) yaitu:
(a) Kebutuhan psikologis (Physicological), antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.
(b) Kebutuhan akan rasa aman (safety), antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
(c) Kebutuhan sosial (social),
mencakup kasih sayang, rasa
me miliki, diterima baik, dan persahabatan.
(d) Kebutuhan penghargaan (esteem/respected), mencakup faktor penghormatan diri
seperti harga diri, otonomi, dan pre stasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
(e) Kebutuhan aktualisasi diri (self-fulfillment), dorongan untuk menjadi sese orang/sesuatu sesuai ambisinya, yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
b. Teori Motivasi Menurut Douglas
McGregor
Teori ini
lebih dikenal dengan teori X dan Y dari McGregor dimana pada teori tersebut
manusia dibedakan kedalam dua kategori yaitu manusia X dan manusia Y
berdasarkan asumsi-asumsi tertentu diantaranya:
Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang para manajer
adalah sebagai berikut:
1. karyawan secara inheren tidak menyukai kerja
dan bila dimungkinkan akan mencoba menghindarinya
2. karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka
harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran
3. karyawan akan menghindari tanggung jawab dan
mencari pengarahan formal
4. kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di
atas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukan ambisi
yang rendah
Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia
ini, McGregor mencatat empat asumsi positif yang disebutnya sebagai teori Y:
1. Karyawan dapat memandang kerja sebagai
kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain
2. Orang-orang
akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki
komitmen pada sasaran
3. Rata-rata
orang dapat belajar untuk menerima bahkan mengusahakan tanggung jawab
4. Kemampuan
untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke semua orang dan tidak hanya
milik mereka yang berada dalam posisi manajemen
Motivasi yang diterapkan kepada
pegawai yang tergolong dalam kategori manusia Y ini adalah motivasi positif
yaitu dengan member pujian, penghargaan, dan tindakan lain yang bersifat
positif.
b. Teori Motivasi Menurut Frederick
Herzberg
Teori ini
sering disebut juga sebagai Teori Motivasi dan Higiene (Motivation Hygiene Theory). Penelitian yang dilakukan dalam
pengembangan teori ini dikaitkan dengan pandangan para pegawai tentang
pekerjaannya. Hasil temuannya menunjukan bahwa jika para pegawai berpandangan
positif terhadap pekerjaannya, dalam diri mereka tidak ada kepuasan, bukan
ketidakpuasan seperti umumnya dikemukakan oleh para pakar motivasi lainnya.
Penekanan pada teori ini adalah jika tingkat kepuasan para pegawai tinggi aspek
motivasilah yang penting. Tetapi jika tidak ada kepuasan, aspek higiene lah
yang menonjol. Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong aspek motivasi
adalah:
- Prestasi atau achievement
- Pengakuan atau recognition
- Pekerjaan itu sendiri atau the work in self
- Tanggung jawab atau responsibility
- Kemajuan atau advancement
Sedangkan
pada faktor-faktor higiene meliputi:
- Kebijakan dan administrasi perusahaan
- Supervisi
- Hubungan dengan para supervisor
- Kondisi kerja
- Gaji
- Kehidupan pribadi
- Hubungan dengan para bawahan
- Status dan kepastian
d. Teori “ERG”
menurut Clayton
Alderfer (Robbins, 2006:221) mengetengahkan teori yang mengatakan bahwa “manusia
mempunyai tiga kelompok kebutuhan ‘inti’ (core needs) yang disebutnya
eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan (existence, relatedness, and growth –
ERG). Sepintas Teori Alderfer ini mirip dengan teori Maslow, hanya bedanya pada
teori Alderfer ketiga kelompok kebutuhan tersebut dapat timbul secara simultan
dan pemuasannya tidak dapat dilakukan sepotong-sepotong, akan tetapi
ketiga-tiganya sekaligus, meskipun mungkin dengan intensitas yang berbeda-beda.
Dengan kata lain Alderfer menolak pendekatan hierarki yang dikemukakan Maslow.
e. Teori Motivasi Menurut David McClelland
Salah
satu teori yang populer dikalangan praktisi manajemen ialah teori yang
dikembangkan oleh David McClelland seorang ahli psikolog dari Universitas
Harvard. Teori tersebut dikenal dengan Teori Kebutuhan yang isinya
menggolongkan kebutuhan kedalam tiga jenis yaitu prestasi, kekuasaan dan kelompok pertemanan.
2 komentar:
DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.biz
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^
DISKON TOGEL ONLINE TERBESAR
BONUS CASHBACK SLOT GAMES 5%
BONUS ROLLINGAN LIVE CASINO 0,8% (NO LIMIT)
BONUS CASHBACK SPORTSBOOK 5%
Bonus di Bagikan Setiap Hari Kamis pukul 11.00 wib s/d selesai
Syarat dan Ketentuan Berlaku ya bosku :)
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.biz
UNTUK INFORMASI SELANJUTNYA BISA HUB KAMI DI :
WHATSAPP : (+855 88 876 5575 ) 24 JAM ONLINE BOSKU ^-^
Posting Komentar