Gibson
(2006:37-38), mengemukakan empat tipe budaya perusahaan, diantaranya yaitu :
1.
Budaya Birokrasi (Bureauractic
Culture).
Suatu perusahaan yang mementingkan peraturan, kebijakan, prosedur,
perintah dan pengambilan keputusan yang terpusat memiliki budaya birokratis.
Pihak militer, instansi pemerintah dan perusahaan memulai dan mengelola dengan
manajer yang otokrat merupakan contoh dari birokratis. Beberapa individual
lebih memilih yang pasti, hierarki, dan perusahaan yang ketat, seperti
perusahaan ini.
2.
Budaya Keluarga (Clan
Culture).
Menjadi bagian dari keluarga yang bekerja, mengikuti tradisi dan
adaptasi, kerjasama dan semangat, manajemen diri, dan pengaruh sosial merupakan
karakteristik budaya keluarga. Karyawan bersedia untuk bekerja keras untuk
suatu kompensasi yang adil, sesuai dan paket tunjangan tambahan. Dalam budaya
keluarga, karyawan bersosialisasi dengan karyawan lainnya. Anggota saling
menolong sesama dan sukses bersama.
3.
Budaya Wirausaha (Entrepreneurial
Culture).
Inovasi, kreativitas, pengambilan resiko dan secara agresif mencari
kesempatan menggambarkan budaya wirausaha. Karyawan mengerti akan dinamika perubahan, inisiatif
individu dan otonomi dari praktik-praktik standar.
4.
Budaya Pasar (Market
Culture).
Suatu penekanan pada pertumbuhan penjualan, peningkatan pangsa pasar,
stabilitas keuangan dan keuntungan merupakan atribut-atribut budaya pasar.
Karena karyawan mempunyai hubungan yang bersifat kontrak dengan perusahaan.
Hanya terdapat sedikit rasa kerjasama dan hubungan dalam tipe budaya seperti
ini.
Sedangkan
menurut Cameron dan Quinn, Handy (dalam Amstrong 2003) yang diterjemahkan oleh Sudarmanto (2009:174), mengemukakan 4 (empat) tipe budaya perusahaan, diantaranya yaitu
:
1.
Budaya Kekuasaan (Power Culture).
Merupakan sumber kekuatan inti yang menonjolkan
kontrol. ada beberapa peraturan atau prosedur dan atmosfer kompetitif, berorientasi
pada kekuatan, dan politis.
2.
Budaya Peran (Role Culture).
Pekerjaan dikontrol oleh prosedur dan peraturan.
Peran atau deskripsi jabatan adalah lebih penting daripada orang yang mengisi
jabatan tersebut.
3.
Budaya Pendukung (Support Culture).
Tujuannya bersama-sama membawa orang yang tepat
dan membiarkan mereka melakukan tugas. Pengaruhnya lebih didasarkan pada
kekuatan ahli daripada kekuatan posisi atau pribadi.
4.
Budaya Orang (People Culture).
Individu adalah titik utama, perusahaan hanya ada
untuk melayani individu yang ada dalam perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar