AKUNTANSI SOSIAL

Akuntansi sosial didefenisikan sebagai ”penyusunan, pengukuran, dan analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonimi dari perilaku yang berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan. ”Walaupun akuntansi sosial berfokus baik pada kinerja pemerintah maupun pelaku bisnis, pembahasan ini akan berkonsentrasi pada akuntansi sosial sebagaimana diteraokan pada kegiatanb bisnis. Dalam hal ini, akuntansi sosial  berarti identifikasi, mengukurm dan melaporkan hubungan antara bisnis dan lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas di mana bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yang dipekerjakan , pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Proses pelaporam dapat bersifat baik internal maupun eksternal.

Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional berfokus pada produksi dan distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi sosial memperluas model ini dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat. Suatu pabrik kertas, misalnya tidak hanya menghasilkan bubur kayu dan produk kertas melainkan juga limbah padat pencemaran udara serta air. Dilain pihak, pabrik tersebut mungkin memberikan kontribusi kepada komunitas dengan memperbolehkan karyawan mengambil waktu luang untuk pekerjaan sosial atau dengan mendanai beasiswa universitas untuk siswa-siswa yang berprestasi. Ditinjau dari perspektid ini, akuntansi sosial dapat dilihat sebagai pendekatan yang berguna untuk mengukur dan melaporkan kontribusi suatu perusahaan kepada komunitas.

            Laba bersih telah dianggap secar tradisional sebagai kontribusi perusahaan kepada komunitas. Akuntan sosial memandang hal ini sebagai fokus yang terlalu sempit. Mereka beranggapan bahwa untuk mengukur kontribusi sosial suatu perusahaan dengan memadai, biaya maupun laba harus dimasukkan. Laba hanya ada karena beberapa biaya sosial, seperti polusi airm tidak dimasukkan dalam perhitungan laba perusahaan tersebut.
            Sasaran pembelajaran dari akuntansi sosial adalah:
1.      Latar belakang sejarah
2.      Tanggapan Profesi Akuntan (Akuntansi Untuk Manfaat dan biaya Sosial)
3.      Teori Akuntansi Sosial
4.      Kuntifikasi Terhadap Biaya dan Manfaa
5.      Pelaporan Kinerja Sosial
6.      Perkembangan Luar Negeri

7.      Kesimpulan

1.   Latar belakang Sejarah
            Pada awal tahun 1990, para ekonomi telah mencoba untuk memasukkam manfaat dan biaya sosial dalam modei-model teori ekonomi mikro Neo-Klasik. Meskipun mereka berusaha, manfaat dan biaya sosial di anggap sebagai anomali dan, sebagian besar, diabaikan oleh mayoritas ekonom. Tetapi, kemajuan telah dilakukan dalam analisis, pengukuran, serta penyajian masalah manfaat dan biaya sosial. Hari ini, meskipun berada i luar arus utama ekonomi, ekonomi lingkungan dan manajemen sumbr dya alam adalah subdisiplin yang aktif dalam ekonomi. Model akuntansi dasar menggunakan teori ekonomi mikro untuk menentukan apa yang harus di masukkan dan harus di keluarkan dari perhitngan akuntansi. Oleh karen itu, telah di abaikan secara tradisional oleh teorotikus dan praktisi akuntansi.

             Pada tahun 1960-an  juga terdapat pertumbuhan dalam gerakan lingkungan etika lebih banyak orang menyadari dampak dari industrilisasi pada kualitas dari udara, air, dan tanah. Undang-undang di sahkan untuk melindungi sumber daya alam ini an mengendalikan pembuanan limbah beracun. Hukum menetapkan standar untuk emosi polusi dan mengenakan denda kepada siapapun yang melanggarnya. Para perlaku bisnis di minta untuk mengendalikan emisi polusi dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan dan menggerakkan rencana untuk mengurani polusi.
Permasalahan Sosial Indonesia 

            Jika dilihat dari kondisi Indonesia saat ini,krisis yang berkepanjangan telah menetapkan bangsa ini pada posisi krisis multi – di mensi yang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan. Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi,sendi-sendi prekonomian (investasi, produksi dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya julah pengangguran, menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan.
            Krisis ekonomi yang melanda bangsa indonesia mengakibatkan timbunya berbagai hal yang tidak pasti, sehingga indikator –indikator mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang tdak pasti, sehingga indikator- indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju inflasi, fluktusi nilai tukar rupiah, indeks harga gabungan, dan sebagianya  sangat rentan terhadap masalah-masalah sosial. Hal inin membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang sentimen pasar yang bermuara pada  instabilitas ekonomi. Kondisi seperti ini tentunya berdampak sangat buruk  bagi peta bisnis dan iklim investasi di indonesia, terutama untuk mendapatkan kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di indonesia. Upaya – upaya pemerintah untuk meyakinkan dunia internasional dan stablitas sosial, politik, dan keamanan belum menunjukkan tanda- tanda yan berarti karena tidak di dukung oleh data dan fakta yang sebenarnya. Bahkan, para investor asing  berencana untuk melakukan realokasi bisnis dan investasinya ke negara-negara Asia tenggara lainnya seperti Vietnam, thailand, dan kamboja yang di anggap lebih kondusi untuk investasi.

2.      Tanggapan Profesi Akuntan
Akuntansi Untuk Manfaatdan biaya Sosial

             Walaupun para akademisi dan praktisi akuntansi telah membahas bagamana profesi mereka dapat memberikan kontribusi pada tangung jawab sosial perusahaan sebelum terjadinya gerakan pada tahun 1960- an. Kemajuan utama dalam bidang ini  di buat sejak akhir tahun 1960 –an dengan di berlakunya undang – undang yang menetapkan program – program sosial pemerintah, beberapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian mereka untuk mengukur efektivitasdari program tersebut. Lebih lanjut lagi, sesorang perlu mengukur ingkat respons perusahaan terhadap keprihatinan yang di suarakan pada tahun 1960 an. Dengan demikian lahirlah akuntansi sosial.

            Dasar bagi kebanyakan teori akuntansi soial datang dari analisis yang di lakukan oleh A.C pigou terhadap biaya dan mnfaat sosial. AC Pigou adalah seorang ekonom Neo Klasik yang memperkenalkan pemikiran biaya dan manfaat sosial ke ke dalam ekonomi mikropada tahun 1920. titik pentingnya adalah bahwa optimalitas- pareto(titik dalam ekonomi kesejahteraan di mana adalah mungin untuk meningkatkan kesejahteraan sesorang tanpa mengurangi kesejahteran dari orang lain) tidak dapat di capai selama produk sosial neto dan produk pribadi neto tidak setara. Pada dasarnya, argumen pigou adalah sebagi berikut : seorang produsen menciptakan sesuatu produk dari mana ia memperoleh mamfaat pribadi tertentu.pigou menyebut seluruh manfaat dari produksi suatu produk tanpa mempedulikan siapa yang menerimanya  sebagai manfaat sosial.perbedan antara manfaat sosial dengan manfaat pribadi, dapat di bagi menjadi ekonom ekonomi eksternal  dan elemen surplus konsumen.

3.         Teori Akuntansi Sosial

            Berdasarkan analisis Pigou dan gagasan mengenai suatu ”kontrak sosial ” mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfat sosial. Perusaahan memiliki suatu kontrak tidak tertulis untuk menyediakn suatu manfaat sosial neto kepada masyarakat. Manfaat neto adalah selisih antara kontribusi suatu perusahaan kepada masyarakat dengan kerugian yang di timbulkan perusahaan tersebut terhadap masyarakat.  Salah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah kesulitan dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga langkah yaitu:

1.      menentukan apa yang menyusun biaya manfaat sosial
2.      mencoba untuk menguantifikasi semua pos yang relevan
3.      menempatkan jumlah moneter pada nilai akhir.

4.   Kuntifikasi Terhadap Biaya dan Manfaat

            Ketika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial di tentukan dan kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat di hitung. Dampat tersebut dapat di golongkan sebagai langsung atau tidak langsung. Walaupun perhitungan ini dapat di lakukan pada beberapa kasus, sering kali adalah sulit untuk memberikan lebih dari sekedar estimasi kasar atau ukuran pengganti. Untuk mengukur suatu kerugian di butuhkan informasi mengenai variabel utama, yaitu waktu dan dampak.

1.      Waktu. Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat.
2.      Orang-orang dapat di pengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial oleh berbagai kerugian. Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu untuk mengidentifikasi kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasinya
3.      Biaya ekonomi. Biaya-biaya ini meliputi tagihan dan pengobatan rumah sakit yang tidak di kompensasi, hilangnya produktivitas, dan hilangnya pendapatan yang di derita oleh pekerja.

4.      Kerugian Fisik. Para pekerja yang terkena penyakit yang berkaitan dengan asbes akan menderita nafas yang pendek dan kemungikan kematian prematur.

5.      Kerugian psikologis. Meskipun banyak penyakit yang dapat terjadi akibat terkena penyakit yang terkait dengan asbes, pekerja dapat merasa tidak cukup dan menjadi sedih karena kehilangan peran sebagai penghasil keluarga.



5.   Pelaporan Kinerja Sosial

Audit sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial,dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dan operasi perusahaan yang reguler. Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut salah satu strategi yang di mulai dengan mengembangkan inventaritas, dan salah satu taktik yang di sarankan adalah meminta manejer perusahaan untuk mebuat daftar aktivitas dengan konsekuensi sosial, setelah itu di hasilkan, auditor sosial kemudian mencoba untuk memulai dengan mengukur dampak-dampaknya.

            Audit sosial bermanfat bagi perusahaan dengan membuat para manajer menyadari konsekuensi sosial dari bebarapa tindakan mereka. Hal ini dapat di capai bahkan dampaknya tidak dapat dikuantifikasi. Selain itu, uadit semacam itu dapat menyebabkan menejer mencoba untuk memperbaiki kinerja mereka dalam dalam ukuran kinerja sosial dan ukuran kinerja pada rencana itu. Audi sosial adalah serupa dengan audit keuangan dalam hal bahwa audit sosial mencoba untuk secara inpenden  menganalisis suatu perusahaan dan menilai kinerja. Tetapi terdapat suatu perbedaan utama mengenai apa yang di analisis. Setelah audit sosial di selesaikan, perusahaan harus memutusakan apakah menginformasikan ke publik. Kebanyakan perusahaan menganggap audit sosial sebagai dokumen internal dan merahasiakan hasilnya. Beberapa perusahaan menerbitkan laporan khusus yang yang menyoroti kontribusi positifnya kepada para pemegng kepentingan perusahaan, tetapimengabaikan dampak yang negatif.    

  
6.      Perkembangan Luar Negeri

            Perusahaan –perusahaan Eropa sudah mempelopori pengungkapan informasi sosial baik dalam laporan khusus maupun laporan tahunan. Bentuk pelaporan model Eropa yang telah di gunakan oleh sejumlah perusahaan adalah bentuk yang di gunakan atau di kembangkan Deutsche Shell. Serupa dari laporan perusahaan-perusahaan di prancis, laporaran itu menekankan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya. Tetapi, laporan tersebut juga memberikan infomasi mengenaisejumlah bidang lainnya yang berurusan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.

            Laporan Deutsche berisi beberapa pos yang tidak umum. Selain laporan keuangan yang umum, terdapat laporan akun-akuk dan laporan nilai tambah, yang keduanya berkaitan dengan kontribusi perusahaan terhadap masyrakat. Laporan akun-akun sosial melaporkan aktivitas perusahaan yang memengaruhi para pemangku kepentingan perusahaan.seperti, karyawan, investor, komunitas prusahaan itu sendiri.

7.   Kesimpulan

            Walaupun dimensi-dimensi akuntansi sosial masih banyak menyimpan berbagai permasalahan, namun hal tersebut bukan merupakan alasan utama untuk tidak meneruskan pencarian-pencarian penting untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut. Asperk keprilakuan, terutama bagi pihak investor, akan sangat menetukan perkembangan akuntansi sosial, di masa akan datang. Terlepas dari semua itu, akuntansi sosial telah menjadi salah satu cabang akuntansi yang mencoba untuk menguraikan dampak dari suatu entitas bisnis, baik bagi lingkungan internal maupun eksternalnya.

            Selain itu banyak pihak yang meyakini bahwa aspek-aspek keuangan yang belum mencukupi untuk di gunakan sebagia landasan bagi pengumpulan keputusan bisnis. Banyak bukti yang mengungkapkan fenomena tersebut. Hal ini di tunjukkan banyak perusahaan yang secara keuangan layak untuk di miliki oleh investor, tetapi belum di lirik oleh mereka. Pihak investor masih menunggu dari aspek-aspek lain yang melindungi entitas tersebut. Pengaaman menunjukkan bahwa aspek seperti politik, budaya, dan kondisi ekonomi makro sangat berperan dalam mendukung entitas bisnis.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger