Kinerja di dalam perusahaan sangat
ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan yang dimiliki perusahaan
tersebut. Fenomena yang seringkali terjadi adalah kinerja suatu perusahaan
terganggu karena berbagai perilaku karyawan yang sulit dicegah terjadinya.
Salah satu bentuk perilaku karyawan yang dapat mengganggu kinerja perusahaan
adalah keinginan berpindah (turnover intentions) dimana karyawan
memiliki keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya. Tingginya tingkat turnover
di dalam perusahaan akan mengakibatkan semakin banyak potensi biaya yang
akan di keluarkan oleh perusahaan. Baik untuk biaya pelatihan yang sudah
diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang sudah dikorbankan, maupun
biaya rekruitmen dan pelatihan kembali.
Profesi akuntan publik merupakan suatu
pekerjaan yang berlandaskan pada pengetahuan yang kompleks dan hanya dapat
dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan
tertentu. Salah satu tugas akuntan publik dalam menjalankan profesinya adalah
menyediakan informasi yang berguna bagi publik untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Profesi akuntan public bukan saja dituntut untuk melayani klien,
tetapi lebih mengutamakan tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh sebab itu,
akuntan public diharapkan mampu menjalankan tanggung jawab yang ada dalam
profesinya.
Profesi akuntan publik harus bersifat
independen dan berkomitmen secara eksplisit melayani kepentingan publik.
Permintaan terhadap jasa audit, pajak, dan manajemen oleh berbagai organisasi
baik lokal maupun multinasional, merupakan tanggung jawab utama para akuntan
professional (Setiawan dan Ghozali 2006). Sebagai perusahaan yang bergerak di
bidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh sebuah kantor akuntan publik
(KAP) adalah tenaga kerja profesional. Agar dapat bertanggung jawab pada
publik, para auditor harus berupaya untuk meningkatkan job performance dalam
menjalankan profesinya. Tercapainya performance yang baik tidak terlepas
dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik pula.
Terkait dengan peningkatan job
performance profesional, karakter pribadi profesional dan kondisi tempat
profesional bekerja menjadi konsekuensi penting bagi KAP, bagi profesional itu
sendiri, dan bagi pihak-pihak yang menggunakan jasa profesional (publik).
Beberapa karakter pribadi dan kondisi kerja profesional dapat menghasilkan
tingkat job performance yang berbeda, keadaan psikologis yang berbeda,
dan juga dapat mempengaruhi keputusan professional untuk tetap atau
meninggalkan KAP (turnover). Dapat
disimpulkan bahwa tidak hanya karakter pribadi yang mempengaruhi tindakan
seseorang, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang menentukan
kebebasan seseorang.
Meningkatnya kebutuhan akan kualitas dan
kinerja auditor pada tingkat individu maupun perusahaan (lokal dan
multinasional), menyebabkan profesi auditor mengalami perkembangan yang pesat.
Agar dapat memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab tersebut, profesional dituntut
untuk dapat meningkatkan job
performance pada profesinya. Profesional yang bekerja dengan job
performance yang baik dapat meningkatkan kepuasan klien, kredibilitas dan
eksistensi.
Sasaran pembelajaran dari SDA Akuntansi adalah :
- Kepuasan kerja di kantor akuntan publik
- Iklim organisasi di kantor akuntansi publik
- Konflik organisasi-profesional
- Dampak konflik peran dan ketidakjelasan peran
- Peran komunikasi formal dan nonformal serta mentoring
- Perputaran (turnover) staf di kantor akuntan publik
Aset utama dari
perusahaan akuntansi sektor public (CPA) bersertifikat adalah staf
professional. Agar dapat bertanggung jawab pada publik,
para auditor harus berupaya untuk meningkatkan job performance dalam menjalankan profesinya. Tercapainya
performance yang baik tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang baik pula. Seperti yang diungkapkan oleh Hellriegel (2001) bahwa performance
yang baik dapat dicapai saat 1) tujuan yang diinginkan telah tercapai, 2)
moderator (kemampuan, komitmen, motivasi) telah tersedia dan, 3) mediator
(petunjuk, usaha, ketekunan, dan strategi ) telah dijalankan.
Penelitian pada pertimbangan sumber daya manusia di Kantor Akuntan
Publik diperlukan dalam rangka untuk mengidentifikasi
faktor-faktor kreatif untuk menciptakan suasana yang ideal bagi anggota
perusahaan berfungsi secara efisien memberikan kepuasan terhadap pekerjaan
mereka. Jenis penelitian ini adalah tumbuh dan sudah mencakup bidang
seperti kepuasan kerja, iklim organisasi, evaluasi kinerja, pergantian
staf, motivasi dalam akuntansi lingkungan, dan semua orang serta
karakteristik situasional dari akuntan dan konsekuensinya.
KEPUASAN KERJA DI KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai
tentang menyenangkan atau tidak pekerjaan mereka, atau suatu
perasaan pegawai atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran
obyektif dan keinginan perilaku (Davis et.al, 1985).
Alasan utama mempelajari kepuasan kerja adalah untuk
menyediakan gagasan bagi para manajer tentang cara meningkatkan sikap
karyawan. Seseorang yang tidak punya kemampuan mengaktualisasikan secara
profesional menjadi tindakan puas dalam bekerja.
Studi kepuasan kerja dalam
semua jenis lingkungan kerja dan kelompok kerja, telah menyebabkan kesimpulan umum bahwa ada hubungan terbalik antara kepuasan kerja dan perputaran
pekerjaan, seperti kepuasan
kerja meningkat, perputaran menurun, (atau
penurunan kepuasan kerja, meningkatkan perputaran pekerjaan). Banyak penelitian telah berusaha untuk memberikan bukti
pada tingkat kepuasan kerja di kantor akuntan publik. Porter dan
Mitchell kuesioner kebutuhan-kepuasan, Strawser,
Ivamevich , dan Lyon menyelidiki kepuasan kerja akuntan dalam perusahaan CPA
kecil maupun perusahaan CPA besar. Hasil penelitian
mereka menunjukkan bahwa kepuasan dari kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
tergantung pada jenis pekerjaan dan jenis perusahaan, tetapi bahwa
Delapan Besar perusahaan menunjukkan tingkat kepuasan tertinggi. Namun demikian, akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan
kecil menunjukkan tingkat tertinggi kepuasan kebutuhan otonomi.
Carpenter dan
Strawser memeriksa tingkat kepuasan dari akuntan akademik. Hasil
penelitian mereka menemukan bahwa akademisi di sekolah-sekolah kecil yang
paling puas dan paling kekurangan dalam empat dari enam kategori perlu
dipelajari (Sosial, harga diri, aktualisasi diri, dan kompensasi). Kekurangan
dalam keamanan dan kebutuhan otonomi yang
ditemukan di antara akademisi akuntansi di sekolah-sekolah besar. Perbandingan dari kepuasan kerja manajer industri dan
CPA menunjukkan bahwa kekurangan kebutuhan terbesar yang dirasakan ditemukan di
kategori aktualisasi diri.
Aranya et.all
(1982) menganalisis efek komitmen organisasi dan profesional pada kepuasan
kerja para akuntan yang dipekerjakan. Dengan menggunakan komitmen profesional
dan organisasi sebagai predictor kepuasan kerja, dan
melaporkan adanya suatu korelasi nyata secara statistik antara komitmen
organisasi dan kepuasan kerja. Komitmen profesional mempengaruhi kepuasan kerja
secara tidak langsung melalui komitmen organisasi.
Harrell dan Stahl
digunakan trikotomi McClelland-of-kebutuhan teori "untuk
memberikan penjelasan konseptual dari kepuasan kerja dan kinerja profesional
KAP.” Teori ini mengasumsikan bahwa
individu dimotivasi oleh tiga kebutuhan- kebutuhan afiliasi,
kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk pencapaian. Survei
Jarrell dan Stahl tentang CPA berlatih di salah satu Kantor internasional yang
besar menunjukkan bahwa kebutuhan daya dan kebutuhan untuk pencapaian yang
positif terhadap kepuasan kerja dan kinerja yang unggul.
IKLIM ORGANISASI DI KANTOR AKUNTANSI PUBLIK
Iklim organisasi di
kantor akuntan publik adalah penting karena berdampak pada sikap dan perilaku
karyawan. Ini telah diteliti sehubungan dengan konflik akuntan
organisasi-profesional, dampak dari konflik peran dan ambiguitas peran, peran komunikasi
informal dan nonformal serta mentoring, dampak dari gaya kepemimpinan
supervisor dan strategi manajemen kantor akuntan public.
Konflik Organisasi-Profesional
Hubungan antara
organisasi dan karyawan profesional
telah menjadi subjek perhatian dan penelitian karena dampaknya terhadap
lingkungan kerja dan dampaknya terhadap sikap dan perilaku karyawan. Organisasi bervariasi
dalam tingkat dimana mereka membiarkan kesempatan profesional untuk bertindak
sesuai dengan penilaian profesional mereka. Selain itu,
ketidaksesuaian norma-norma dan nilai-nilai profesi dengan organisasi telah
menciptakan konflik dalam hubungan antara organisasi dan karyawan professional. Dalam bidang perilaku
organisasi, hasil penelitian tentang gagasan "kesesuaian melekat"
telah konsisten. Dalam akuntansi, hasil disfungsional konflik-organisasi
profesional di kantor akuntan publik telah didukung dalam beberapa penelitian.
Dampak Konflik Peran dan
Ketidakjelasan Peran
Iklim organisasi di perusahaan akuntan publik dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain dari konflik organisasional-profesional. Misalnya,
Senatra berpendapat bahwa ambiguitas peran dan konflik peran dirasakan di
kantor akuntan publik dengan senior audit dapat memiliki tiga konsekuensi
potensial: ketegangan berkaitan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, atau
kecenderungan untuk meninggalkan organisasi. Sepuluh potensi sumber
konflik peran dan ambiguitas peran diidentifikasi dalam iklim organisasi kantor
akuntan publik: pelanggaran dalam rantai komando, formalisasi
aturan dan prosedur, penekanan pada pembangunan personil bawahan, toleransi
kesalahan, kesiapan manajemen puncak, kecukupan koordinasi kerja, keputusan
ketepatan waktu, penekanan informasi , kecukupan otoritas, dan kecukupan
otonomi profesional.
Peran Komunikasi formal dan
nonformal serta Mentoring
Iklim organisasi dalam kantor akuntan publik juga merupakan fungsi
dari peran komunikasi formal dan informal serta mentoring dalam mengendalikan
anggota. Menggunakan penelitian, metodologi kualitatif naturalistik, Dirsmith
dan Covaleski dikonfirmasi (1) adanya komunikasi formal di kantor akuntan publik
bahwa
manfaat individu tingkat yang lebih rendah, meskipun peran yang terbatas
dalam menginformasikan anggota organisasi politik dan kekuasaan dalam
organisasi; dan (2) peran penting dari komunikasi nonformal dan bimbingan dalam
pelaksanaan tugas audit, sosialisasi perusahaan individu, instruksi untuk
politik dan kekuasaan di perusahaan, serta manfaat sesuai dengan bawahan,
mentor, dan perusahaan.
2.2.4 Dampak Gaya
Kepemimpinan Supervisor
Fleisman dan Peters
(1962) menyatakan gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang
diterapkan pemimpin dengan dan melalui orang lain, yaitu pola perilaku yang
ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain, seperti yang
dipersepsikan orang lain. Perilaku pemimpin melalui dua dimensi yaitu consideration dan
initiating structure.
1. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial.
2. Initiating structure (Struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil.
1. Consideration (konsiderasi) adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial.
2. Initiating structure (Struktur inisiatif) merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan-hubungan didalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, dan menjelaskan cara-cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil.
Bukti empiris tentang
gaya kepemimpinan dalam KAP menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan konsiderasi
yang tinggi akan menimbulkan behavior disfunctional oleh auditor (CAR Report,
1978; Kelley, 1988; Raghunathan, 1991). Part dan Jiambalvo (1982)
menginvestigasi penentuan gaya kepememimpian konsiderasi dan struktur inisiatif,
mereka menggunakan path-goal theory dalam menguji hubungan antara perilaku
manajer partner dengan kepuasan kerja dan motivasi bawahan. Hasilnya terdapat
pengaruh interaksi yang signifikan antara perilaku konsiderasi dan kompleksitas
tugas. Gaya kepemimpinan konsiderasi lebih memuaskan bawahan dalam kompleksitas
tugas yang rendah. Sedangkan interaksi antara perilaku struktur inisiatif
dengan kompleksitas tugas tidak signifikan, karena perilaku struktur inisiatif
dapat digunakan dalam kompleksitas tugas yang tinggi.
2.2.5 Manajemen Strategi
Kantor Akuntan Publik
Strategi manajemen
perusahaan akuntan publik menghadapi beberapa kondisi unik di lingkungan
dibedakan menjadi jasa audit dan jasa manajemen. Proyek tim baik dalam
lingkungan mungkin harus menghadapi berbagai tingkat ketidakpastian tugas
lingkungan dan jumlah bervariasi formalisasi struktur tim. Watson menyelidiki
pertanyaan penelitian baik dalam studi eksplorasi menggunakan kedua kuesioner
dan format wawancara format. Hasil konfirmasi kedua pertanyaan, dalam arti
bahwa ketidakpastian tugas lingkungan lebih tinggi untuk layanan manajemen
dibandingkan dengan audit, dan hubungan struktural yang berbeda dikembangkan di
tim.
Penemuan ini berkaitan
dengan pengamatan Sorensen bahwa ada konflik antara birokratisme dan
profesionalisme di perusahaan CPA besar, kepuasan kerja dipengaruhi oleh
kekurangan profesional, dan migrasi dipengaruhi oleh tugas mengelola birokrasi
profesional hibrida orientation. Perbedaan yang ditemukan didua fungsional
bidang jasa manajemen dan titik audit terhadap fakta bahwa (1) konflik antara
birokratisme dan profesionalisme dapat berbeda antara kedua area fungsional,
mengingat organisasi mekanistik dari departemen audit dan organisasi organismic
baik dari departemen auditing dan jasa
pelayanan fungsi manajemen, dan (2) kepuasan kerja dan migrasi mungkin berbeda
antara dua daerah fungsional, dengan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan
migrasi rendah di bidang jasa manajemen.
EVALUASI KINERJA
PERUSAHAAN DALAM AKUNTANSI PUBLIK
Hasil evaluasi kinerja
digunakan sebagai dasar untuk sistem reward dan sebagai cara untuk memberikan
umpan balik pengembangan berorientasi kepada karyawan.
Dalam
penelitian akuntansi, evaluasi kinerja sering dikutip sebagai sumber utama
ketidakpuasan oleh mereka yang meninggalkan Kantor Akuntan Publik. Beberapa penelitian
studi telah meneliti pertanyaan evaluasi kinerja di perusahaan akuntan publik.
Jiambalvo menggunakan model teori harapan, yang disebut
"model evaluasi pekerjaan usaha diarahkan," untuk memprediksi jumlah
waktu CPA bekerja sebagai auditor, langsung terhadap aspek pekerjaan mereka dan
kinerja dari pekerjaan mereka. Model dinyatakan sebagai berikut:
Wi = 4 E fi • E2
• E 31 (E l i V i ) + lAVii
mana
.1
W,
= Pengaruh diarahkan untuk kegiatan yang berkaitan
dengan dimensi evaluasi i
E. Ce = Harapan bahwa
upaya mengarah pada kinerja yang efektif pada dimensi evaluatif i
E N = Harapan bahwa
menjadi efektif pada i dimensi evaluatif mengarah ke dihakimi sebagai
efektif pada i dimensi oleh atasan
E 3, = Harapan
yang dinilai efektif pada i dimensi evaluatif memberikan kontribusi untuk
evaluasi secara keseluruhan kinerja yang tinggi
E l i = Perantaraan evaluasi
keseluruhan kinerja yang tinggi untuk mencapai hasil pekerjaan i
V j = keinginan
(valensi) dari hasil pekerjaan i
1AV 1 = nilai
intrinsik atau keinginan untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan
dimensi evaluatif i
AV variabel ditambahkan
mengikuti Turney temuan bahwa itu adalah prediktor yang lebih baik usaha kerja
dan kinerja dari teori harapan khas konstruksi. Hasil survei
menggunakan akuntan senior dan manajer audit mereka diverifikasi model dengan
menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk memprediksi jumlah waktu CPA
diarahkan berbagai aspek pekerjaan mereka dan kinerja mereka pada
dimensi pekerjaan berdasarkan pada kedua persepsi - hadiah hubungan dan
nilai intrinsik dari aktivitas yang berhubungan dengan kinerja kerja di bawah
baik multiplikasi dan formulasi aditif.
Evaluasi kinerja adalah
salah satu perilaku yang dapat dipengaruhi oleh segmentasi. Dari sini, Jiambalvo,
Watson, dan Baumler mengajukan hipotesis berikut "Itu dampak diferensiasi
organisasi model pengambilan keputusan yang digunakan oleh anggota subunit
dalam evaluasi personil, khususnya, bobot ditugaskan untuk kategori evaluasi
yang berbeda, konsistensi dalam penerapan kebijakan evaluasi, wawasan-diri
pembuat keputusan dan perjanjian antar penilai.”
Sebuah sampel mitra,
manajer, dan sesi staf akuntan dari sebuah perusahaan internasional yang besar
CPA diminta untuk individu hipotesis tingkat sesuai dengan masing-masing
delapan kategori berikut:
1.
Kemauan dan kemampuan untuk menerima tanggung jawab;
2.
Kemampuan untuk secara efektif memanfaatkan tugas staf dan rencana
kerja;
3.
Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan praktis, solusi
yang terbaik untuk masalah;
4.
Kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan menghormati klien;
5.
Tingkat kreativitas dipamerkan dalam beradaptasi dengan masalah
unik;
6.
Pengetahuan dan pengalaman yang tercermin dalam kepatuhan terhadap
prosedur yang dikenal dan dapat diterima dan prinsip;
7.
Kemampuan dan keinginan untuk bekerja secara efektif dengan orang;
dan
8.
Tingkat penilaian eksekusi
Alasan di balik
tingginya perputaran perlu diketahui, karena biaya untuk Kantor Akuntan Publik
dan disiplin tinggi. Di antara alasan yang telah diusulkan
adalah sebagai berikut:
- Perputaran ini karena kedua kegagalan untuk menantang
orang-orang yang berkualitas dan
mengurangi keluarnya orang yang tidak memenuhi syarat
- Yang terbaik dari-mutu yang ditetapkan lebih rendah
dari siswa tertarik dengan akuntansi; umumnya telah mengalami budaya lag
di bidang pendidikan dan bimbingan.
- Kebutuhan akuntan muda tidak dipenuhi oleh-terkait
kegiatan kerja di KAP tambahan.
- Sedangkan
dilihat dari mitra mengelola dan staf profesional mereka adalah kongruen
pada tujuan strategis yang paling, staf meminta variasi yang lebih besar
dan komunikasi yang lebih baik kinerja criteria.
- Sebuah profil kepribadian tinggi serta preferensi untuk
atau ilmiah orientasi analitik ciri sekelompok akuntan yang tetap di
akuntan publik itu. Kepribadian karakteristik serta kepentingan kejuruan
tingkat staf akuntan-entri dapat menjadi penentu yang kuat dari perputaran
di perusahaan akuntan publik.
- Profil kepribadian dari beberapa manajer, mitra,
junior, dan senior diketahui berbeda dan dapat mengakibatkan perputaran
tinggi. Menurut salah satu analisis: "Perbedaan kepribadian
mungkin merupakan prediktor sebagian dari perputaran sejak kantor akuntan
publik, seperti organisasi-organisasi besar lainnya dengan beberapa posisi
permanen di bagian atas dan staf yang besar, sering kali kriteria evaluasi
yang mengindikasikan personilnya.
- Keputusan pergantian di kantor akuntan publik mungkin
merupakan fungsi tugas dihargai hasil negatif, kemungkinan memperoleh
hasil tersebut di saat posisi, dan kesempatan yang lebih besar menyadari
keluar positif tertentu.
- Suasana komunikasi yang buruk mungkin ada dalam
perusahaan publik akuntansi hanya karena hubungan antara
supervisor dan pekerja tidak sempurna, tetapi juga karena staf akuntan
tidak sepenuhnya terintegrasi ke dalam perusahaan.
- Kepuasan adalah berbanding terbalik dengan turnover.
- Perputaran dipengaruhi oleh tugas
mengelola orientasi profesional birokrasi hibrida di
kantor akuntansi public.
MOTIVASI DALAM
SEBUAH LINGKUNGAN AKUNTANSI
Pentingnya motivasi
terletak pada kemampuannya untuk mempengaruhi kinerja dan kepuasan
kerja. Model teori Harapan umumnya telah digunakan dalam pengaturan
penelitian untuk mempelajari subjek motivasi kerja dan
kinerja dasarnya. Teori postulat hubungan untuk penentuan
motivasi (M) / atau prestasi kerja (P). Berkenaan
dengan motivasi, teori ini menyatakan bahwa motivasi (M) dari
seorang individu untuk melakukan pada tingkat upaya tertentu (E) adalah
fungsi dari jumlah aljabar dari produk: (1) individu harapan
yang spesifik hasil atau imbalan (0) akan mengikuti dari
usaha yang diberikan, dan (2) valensi dirasakan penghargaan khusus (V) atau
hasil yang terkait dengan melakukan pada tingkat usaha model.
Dua teori harapan telah
dirumuskan untuk untuk mengekspresikan motivasi individu. Model pertama
menyatakan bahwa seseorang akan memilih perilaku tertentu dan tingkat usaha
diberikan atas dasar harapannya bahwa usaha akan
memberikan hasiltertentu dan valensi ditempatkan pada hasil
tersebut. Dengan kata Usher,
M = [RE (0) (V)]
Model kedua mencakup dua
expecancies pada asumsi bahwa individu biasanya pertemuan, dua hasil:
kinerja
aktual tugas dan suatu hasil yang dihasilkan dari kesadaran (Lf hasil pertama).
Hasilnya Ini memegang bahwa seorang individu akan menawarkan perilaku
tertentu dan tingkat upaya atas dasar (I) harapan bahwa usaha akan
menghasilkan:. permintaan kinerja, dan (2) harapannya bahwa pemenuhan
tugas akan mengarah ke tingkat hasil yang kedua. Dengan kata lain,
M = (E P) [(P - + 0)
(V)]
Hasil bahwa model harapan tidak prediktor yang
baik dari staf audit kinerja tetapi prediktor baik kepuasan kerja karyawan.
KARAKTERISTIK
AKUNTAN DAN KONSEKUENSI MEREKA
Bukti dalam ilmu-ilmu
perilaku menunjukkan bahwa karakteristik pribadi individu mempengaruhi
bagaimana mereka menanggapi lingkungan kerja. Karakteristik ini
meliputi, misalnya, kepribadian individu dan kepentingan pribadi dan perasaan
individu terhadap lingkungan kerja. Penelitian telah
dilakukan pada beberapa karakteristik: karakteristik umum dan khas dari mereka
yang berurusan dengan akuntansi, komitmen profesional di akuntan publik, tujuan
karir, dan stres kerja di akuntan public.
Berbagai penelitian
telah menyelidiki banyak karakteristik umum negatif yang telah dihubungkan
dengan akuntan, khususnya sifat-sifat kaku, introvert, berpikir kuantitatif,
dan kurangnya minat dalam hubungan interpersonal. Citra stereotip akuntan
itu dikukuhkan dalam contoh berikut:
- Akuntan dapat menunjukkan tingkat rendah kompetensi verbal, suka bekerja dengan angka menjadi tepat dan tepat ketika datang ke detail dan menghindari menghadapi hal-hal baru tanpa dipersiapkan untuk mereka
- Kesesuaian, minat sosial yang rendah, dan kepekaan estetika dari akuntan kurang berkembang.
- Tidak seperti siswa lainnya, mahasiswa akuntansi lebih memilih moderat tapi stabil pendapatan dan kurang bercita-cita untuk bekerja dengan orang-orang yang bekerja kreatif.
- Dibandingkan
dengan guru, mereka nilai lebih tinggi dalam dominasi dan harga tetapi
lebih rendah pada persepsi dan penerimaan dari diri mereka sendiri.
- Dibandingkan
dengan kreatif siswa menulis, mahasiswa akuntansi mengidentifikasi secara
positif dengan orangtua mereka dan memiliki sikap sebagian besar menerima
terhadap peraturan otoritas dan eksternal, serta terhadap orang-orang pada
umumnya.
- Subyek
Akuntansi adalah terutama jenis giat dan sosial, bukan tipe investigative.
Hasil ini sebagian dikonfirmasi dalam studi lain yang ditemukan, apalagi,
bahwa tipe konvensional dominan antara praktisi tunggal dan mitra di
perusahaan kecil, dan jenis giat dominan di antara para mitra di
perusahaan besar.
- Sebuah
survei yang dilakukan oleh Estes menunjukkan bahwa, dalam perbandingan
dengan akuntan, dokter, dan pengacara berasal dari keluarga dengan status
sosial ekonomi lebih tinggi secara signifikan, dan bahwa anak-anak dari
dokter memasuki karir dengan skor SES secara signifikan lebih tinggi.
Citra stereotip akuntan
itu, bagaimanapun, dikonfirmasi dalam satu kasus dengan bukti bahwa sekelompok
akuntan dinilai lebih tinggi dalam keramahan, penerimaan pribadi, dan
sensitivitas psikologis dari kelompok profesional lain yang termasuk dalam
survey. Untuk mencirikan stereotip akuntan, Aranya, Meir, dan Bar-Ilan
menggunakan sebuah teori termasuk stereotip profesional. Kerangka ini
didasarkan pada teori Belanda bahwa seorang individu dalam memilih pekerjaan,
mencoba untuk memenuhi cara hidup dalam konteks kerjanya.
Komitmen
Profesional Akuntansi Publik.
Komitmen profesional
dalam bidang akuntansi publik, yaitu kekuatan relatif identifikasi akuntan
dengan dan keterlibatan dalam profesi mereka, telah menjadi subjek investigasi.
Perhatian dengan baik komitmen organisasi dan profesional adalah penting untuk
alasan-alasan berikut: kinerja yang lebih baik diperoleh dari karyawan memiliki
komitmen yang tinggi, omset bisa lebih baik diprediksi dari tingkat komitmen
organisasi dari dari kepuasan kerja, dan efektivitas organisasi adalah
berkaitan dengan komitmen organisasi.
Model Aranya, Pollock,
dan Armenic's diasumsikan bahwa tiga faktor utama yang mempengaruhi komitmen
profesional untuk profesi, yaitu komitmen organisasi, konflik organisasi
profesional, dan kepuasan dengan imbalan. Hubungan ini juga diasumsikan dimoderatori
oleh tingkat organisasi, berikut temuan Sorensen dan Sorensen tentang
peningkatan orientasi birokrasi dan penurunan orientasi profesional dari bawah
ke posisi yang lebih tinggi, junior ke mitra senior.
Sebuah survei menyewa
akuntan Kanada menunjukkan keunggulan komitmen organisasi dalam memprediksi
komitmen profesional dalam semua tingkat organisasi. Selain itu, komitmen
profesional yang ditemukan berhubungan negatif dengan konflik organisasi
profesional dan positif berhubungan dengan kepuasan dengan penghasilan. Dalam
studi lanjutan, Aranya dan Wheeler menemukan bahwa komitmen akuntan 'untuk
kedua profesi dan organisasi pada dasarnya berhubungan dengan nilai mereka
sebagai jenis konvensional dan giat.
Niat Karir
Setelah teori
McClelland bahwa individu, secara sadar atau tidak sadar, mencari lingkungan
yang sebangun dengan ukuran dari aplikasi mereka, kekuasaan, dan kebutuhan
berprestasi,” Harrell dan Eickhoff menyarankan bahwa pengaruh-berorientasi
auditor mungkin cenderung untuk memiliki respon afektif lebih positif dibanding
Delapan Besar lingkungan kerja akuntan
public. Hasil survei verifikasi hipotesis mereka menunjukkan bahwa
pengaruh-berorientasi auditor mengalami kepuasan kerja yang lebih tinggi di masa
mendatang daripada yang lain, komitmen organisasi masa depan yang lebih besar
dari yang lain, dan Delapan Besar tujuan karir lebih positif dari yang lain. Selain itu, mereka menunjukkan
tingkat perilaku perputaran sukarela masa depan yang lebih rendah daripada yang
lain.
Stres telah
didefinisikan sebagai "keadaan yang timbul dari ketidakseimbangan
permintaan-kemampuan yang nyata atau dirasakan dalam tindakan vital organisme
dan penyesuaian yang sebagian nyata dengan respon spesifik." Hal ini disebabkan oleh
jenis stressor, "permintaan yang dibuat oleh lingkungan internal atau
eksternal organisme yang mengganggu yang homeostasis, restorasi yang tergantung
pada tindakan energi-pengeluaran non otomatis dan tidak tersedia." Contoh stres dikutip oleh
Antonovosky meliputi: kecelakaan dan yang selamat, pengalaman yang tak
diinginkan orang lain dalam jaringan sosial, yang mengerikan sejarah di mana
kita terlibat; intrapsikis, konflik sadar dan kegelisahan, ketakutan agresi,
mutilasi dan kehancuran, membawa peristiwa-peristiwa sejarah. Di ruang kita, perubahan
dunia sempit di mana kita hidup; lain normatif kehidupan krisis-peran entri dan
keluar, sosialisasi yang tidak
memadai, melekat konflik dalam
semua hubungan sosial, underboard and overboard dan kesenjangan antara
tujuan budaya ditanamkan dan sarana sosial terstruktur.
Satu studi hipotesis
bahwa variabel kepribadian juga sangat terkait dengan stres kerja. Ini diselidiki
disposisi empat kepribadian yang merupakan penentu potensi stres kerja terkait:
tipe A, kontrol, komitmen, dan tantangan. Tipe kepribadian A
dicirikan oleh gaya-hidup tanggapan perilaku condong ke arah ekstrem, seperti
daya saing keras, intens berjuang untuk pencapaian, rasa urgensi waktu,
agresivitas, permusuhan, kewaspadaan, dan ketidakmampuan untuk merespon sinyal
stes jasmani. Individu tersebut umumnya tidak dapat mengatasi stres kerja.
Disposisi Control
menunjukkan bahwa seorang individu cenderung untuk percaya dan bertindak
seolah-olah ia mengendalikan peristiwa. Hal ini dapat mengurangi
efek situasi stres. Komitmen disposisi menyiratkan bahwa seorang individu suka
terlibat dengan peristiwa yang terjadi kepada mereka. "Ini adalah cara
yang baik untuk mengatasi stres.” Disposisi tantangan menunjukkan
bahwa seorang individu lebih suka perubahan terhadap stabilitas dalam kehidupan
kerja karena perubahan menawarkan insentif menarik untuk pertumbuhan dan bukan
ancaman terhadap keamanan.
Kinerja umpan balik
pengaturan kerja telah dianggap penting untuk pelatihan karyawan, kinerja,
motivasi, dan kepuasan. Pertanyaan penelitian telah terutama berfokus pada
pengidentifikasian sumber umpan balik, ' bekerja sebagai lingkungan informasi,'
dan mendefinisikan membangun umpan balik. Dalam menilai pentingnya
sumber-sumber potensi yang berbeda informasi prestasi kerja, studi ini
dipandang sebagai sebuah informasi penerima di lingkungan
mampu menyediakan berbagai informasi dari sumber yang berbeda.
Tiga metode yang telah
digunakan untuk meneliti konsep umpan balik: pengetahuan tentang hasil,
penilaian manajemen, dan kualitas pekerjaan. Sedangkan pendekatan
masing-masing telah menunjukkan pentingnya umpan balik, mereka telah dikritik
(1) untuk menggunakan tugas-tugas tunggal dengan umpan balik undimensional
dalam kasus-pendekatan hasil, pengetahuan (2) untuk mengambil sikap sederhana
dan preskriptif dalam hal literatur penilaian manajemen, dan (3) untuk
membatasi pentingnya umpan balik untuk menjadi komponen desain pekerjaan dan
mengabaikan kemungkinan bahwa aspek-aspek lain dari umpan balik mungkin ada. Pendekatan penelitian
yang berbeda digunakan oleh Greller dan Herold dan juga oleh Hansen dan
Muchinsky. Hal ini didasarkan pada strategi deduktif untuk menilai pentingnya
sumber-sumber potensi yang berbeda informasi kerja kinerja dan memandang
pekerja sebagai penerima informasi dalam lingkungan yang mengandung banyak
kemungkinan sumber umpan balik.
0 komentar:
Posting Komentar