Tujuan dari H O M E :
- Untuk mencegah respon menolak terhadap perawatan gigi.
- Menyadarkan anak bahwa yang mencemaskan anak sebenarnya tidak begitu menakutkan seperti yang dibayangkan.
- Mendapatkan perhatian anak agar dia mendengar apa yang dikatakan dokter dan menerima perawatan.
Tindakan ini dilakukan dengan syarat sebagai berikut :
- Usia anak 3 – 6 tahun
- Anak dalam keadaan sehat
- Anak tidak dibawah pengaruh obat
- Telah dicoba dengan cara lain tetapi tidak berhasil.
- Izin orang tua
Cara melakukan HOME :
- Orang tua diminta meninggalkan ruangan dan sebelumnya diberitahu mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap anak untuk menghindari salah paham.
- Anak didudukkan di kursi dan tangan kiri dokter menutup mulut anak, dijaga hidung jangan sampai tertutup.
- Tangan kanan memegang badan anak, dengan kata-kata lembut anak dibujuk agar berhenti menangis atau berteriak sehingga setelah perawatan anak akan bertemu dengan ibunya kembali.
- Membisikkan kata-kata lembut dengan instruksi : Tangan harus tetap berada dipangkuan. Biasanya bila anak mengikuti instruksi yang diberikan pada langkah pertama ini, mereka menjadi lebih cepat bersifat koperatif. Jika anak tersebut menangis, ingatkan anak agar tetap meletakkan tangannya dipangkuan.
- Bila anak berhenti menangis dokter akan melepaskan tangannya, diberi pujian, kemudian dilakukan perawatan.
- Setelah anak dikuasai biasanya perawatan dapat dilakukan dan setelah selesai kita memberi pujian dan anak dikembalikan ke orang tua.
Penting untuk diperhatikan, bahwa untuk membuat pasien merasa rileks sebelum rasa takutnya timbul adalah lebih baik mengulangi stimulasi itu berkalikali dari pada langsung menghilangkan rasa takut.
- Berdasarkan observasi Gose dan kawan-kawan, secara beruntun hal-hal yang paling menimbulkan rasa takut adalah :
- Injeksi.
- Pemeriksaan oral
- Lingkungan ruang praktek
- Pemeriksaan vitalitas
- Pemeriksaan radiologi
- Modeling dan desensitisasi dapat dilakukan secara bersama-sama sekaligus, misalnya anak-anak yang bermain sebagai dokter dan pasien.
Ada 2 metode pengendalian anak dalam praktek kedokteran gigi :
- HOME (Hand Over Mouth Excercise) penahanan dengan tangan pada mulut.
- Pengendalian fisik
Pengendalian fisik dalam istilah kedokteran gigi berarti bahwa dokter gigi dengan bantuan asisten atau orang tua anak menggunakan tangan dan atau tubuh dan atau tanpa alat-alat mengendalikan gerakan dari pasien anak.
Kebanyakan tingkah laku anak yang tidak diinginkan dalam lingkungan kedokteran gigi adalah respon penolakan oleh karena anak tersebut tidak ingin menuruti tingkah laku yang dikehendaki oleh dokter giginya atau respon dengan penuh ketakutan. Tingkah laku tersebut berupa : menunjang, berteriak dan marah.
Secara berurutan teknik HOME adalah :
- Orang tua diminta meninggalkan ruangan praktek. Sebelumnya dokter harus memberi keterangan kepada orang tua anak mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap anaknya, untuk menghindari kesalahpahaman.
- Tangan kiri dokter gigi menutup mulut si anak, sehingga suara anak tidak keluar. Perlu diingat sewaktu menutup mulut, hidung jangan sampai ditutup.
- Tangan kanan memegang badan anak dengan kata-kata lembut sianak dibujuk agar dapat berhenti menangis, sehingga setelah perawatan anak akan berjumpa dengan ibunya.
- Perlu bantuan tenaga pembantu untuk memegang kakinya. Setelah anak dapat dikuasai, biasanya perawatan ini cepat dilakukan, kemudian anak diberi pujian. Bila protes dilakukan lagi, maka prosedur tersebut diulang kembali.
Wright menyimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan efek psikologik akibat dari penggunaan teknik ini. Teknik ini tidak boleh dilakukan pada anak yang penakut, dimana metode desensitisasi atau metode lainnya masih bisa dilakukan.
Teknik ini ditujukan pada waktu tertentu, misalnya bila :
- si anak menjadi tidak koperatif
- menangis histeris
- bila komunikasi antara dokter gigi dan pasien sudah tidak berguna lagi.
Teknik HOME ini dilakukan dengan syarat :
- anak umur 3 – 6 tahun
- anak sehat
- anak tidak dibawah pengaruh obat-obatan
- bila perawatan yang lain gagal
0 komentar:
Posting Komentar