A. Pasien Anak
Menyadari bahwa [perkembangan psikologi anak yang berbeda-beda pada setiap usia, khususnya bagi anak yang baru pertama kali ke dokter gigi, maka pertemuan pertama sangat penting diperhatikan. Pada kunjungan pertama ke dokter gigi harus diatur sedemikian rupa agar anak-anak mempunyai pengalaman yang menarik dan menyenangkan. Perawatan pada kunjungan pertama adalah untuk memeperkenalkan dan membawa anak tersebut pada diagnosa yang rutin yaitu pemeriksaan, pencegahan dan pemeriksaan radiografis.
Pada waktu si anak menghadapi situasi baru, bila dia didampingi seseorang yang telah belajar mengatasi situasi tanpa menunjukkan rasa takut maka rasa takut anak anak akan berganti dengan rasa aman. Dalam hal ini kehadiran orang tua dapat meredakan rasa takut karena tidak dapat dipisahkan secara tiba-tiba dari ibunya untuk menghadapi situasi baru sendirian.
Rasa takut dapat juga dikurangi dengan adanya perhatian dokter gigi. Kata-kata yang menentramkan dari seorang dokter gigi mempunyai efek positif terhadap rasa sakit dan perasaan tidak enak yang dialami pasien.
B. Orang tua
Peranan orang tua merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan perawatan pasien anak oleh karena sikap orang tua akan mempengaruhi tingkah laku anak, misalnya orang tua terlalu berlebihan memberikan perlindungan pada anak (over-protection) dapat mengakibatkan anak akan selalu bergantung pada orang tuanya.
Orang tua dapat dipimpin untuk mengerti bahwa pada waktu berada di ruang praktek, dokter gigi mengetahui bagaimana cara terbaik mengatasi emosi anak untuk keperluan perawatan. Orang tua harus mempunyai keyakinan penuh pada dokter giginya dan mempercayakan anaknya untuk dirawat.
Pendekatan dengan orang tua dapat dilakukan dengan cara memberikan nasehat (counseling) yaitu perawatan gigi yang harus diperhatikan, kapan dimulai dan pengaruh lingkungan dimana hal ini dapat disebarkan melalui berbagai media massa atau secara individu.
Beberapa hal penting dan dianjurkan pada orang tua, yaitu :
- Agar orang tua tidak menceritakan dengan suara ketakutan didepan sianak oleh karena salah satu penyebab rasa takut adalah bila mendengar pengalaman orang tuanya yang tidak menyenangkan di praktek gigi, mereka dapat mencegah timbulnya rasa takut untuk mengatakan hal-hal yang menyenangkan dalam praktek dokter gigi dan bagaimana baiknya dokter gigi.
- Agar orang tua jangan sekalipun menggunakan praktek dokter gigi sebagai ancaman atau hukuman.
- Agar orang tua memperkenalkan si anak dengan bidang kedokteran gigi sebelum anak sakit gigi. Anak dibawa ke dokter gigi agar diperoleh hubungan yang dekat dengan ruang praktek maupun dengan dokter gigi itu sendiri.
- Keberanian orang tua pada waktu mengantarkan anak ke praktek dokter gigi dapat menimbulkan rasa berani anak. Sebaliknya rasa cemas itu dapat menimbulkan keadaan yang tidak menguntungkan.
- Lingkungan rumah dan sikap orang tua yang baik akan membentuk temperamen anak yang umumnya merupakan pasien dokter gigi yang baik juga.
- Agar orang tua tidak memberi sogokan supaya anak mau diajak ke dokter gigi.
- Orang tua dianjurkan perlunya perawatan gigi yang rutin dan teratur, tidak hanya dalam merawat gigi tetapi juga dalam membentuk anak sebagai pasien yang baik.
- Agar orang tua jangan merasa malu, cerewet atau bersikap kejam mengatasi rasa takut terhadap perawatan gigi. Hal ini hanya membuat si anak dendam pada dokter gigi dan usaha dokter gigi menjadi lebih sulit.
- Agar orang tua mencegah kesan yang jelek mengenai perawatan gigi yang datangnya dari luar.
- Orang tua tidak boleh menjanjikan pada anak apa yang akan dan tidak dilakukan oleh dokter gigi. Dokter gigi tidak boleh dibatasi apa yang akan dilakukannya pada anak tersebut. Orang tua juga tidak boleh menjanjikan pada anaknya bahwa dokter gigi tidak akan menyakitinya. Kebohongan hanya menyebabkan kekecewaan dan rasa tidak percaya diri.
- Beberapa hari sebelum kunjungan, agar orang tua menyampaikan pada si anak bahwa mereka akan pergi ke dokter gigi.
- Setelah anak memasuki ruang praktek gigi, sebaliknya orang tua mempercayakan anaknya secara keseluruhan pada dokter giginya.
C. Dokter gigi
Sebagai seorang dokter gigi haruslah dapat menyesuaikan diri dengan sikap orang tua dan anak sehingga tercipta hubungan yang dekat antara ke tiga individu (Triad of Concern). Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh dokter gigi yaitu :
1.Kepribadian dokter gigi dan perawatnya
Hal yang paling diperhatikan adalah agar si anak mempunyai keyakinan terhadap orang-orang yang dijumpainya dipraktek yang meliputi penerima kartu, perawatan dan dokter giginya. Dalam merawat pasien anak, dokter gigi harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang psikologi anak agar dapat mengatasi anak tanpa menimbulkan trauma psikologi pada anak tertentu.
2.Waktu dan lamanya kunjungan
Waktu dan lamanya kunjungan harus diperhatikan oleh karena dapat mempengaruhi tingkah laku anak. Harus diusahakan untuk tidak membuat si anak di kursi gigi lebih lama dari setengah jam, oleh karena dapat menyebabkan si anak bosan dan menangis. Waktu kunjungan, misalnya pada anak-anak pra sekolah tidak boleh diberikan waktu kunjungan pada waktu-waktu tidurnya karena anakanak yang dibawa waktu ini biasanya mengantuk, lekas marah dan susah diatur.
3.Komunikasi dokter gigi
Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa di dalam kehidupan ini setiap orang yang berhubungan dengan orang lain akan dilibatkan oleh komunikasi. Demikian juga halnya didalam praktek sehari-hari hubungan dokter-pasien maupun hubungan dokter gigi-pasien akan dilibatkan komunikasi.
Seorang dokter gigi harus mempelajari bagaimana komunikasi dengan pasiennya dan mempunyai pengertian yang dalam terhadap pasien dan masalahnya sehingga ia dapat melakukan pada setiap pasiennya diagnosa yang lengkap, perawatan secara menyeluruh dan pendidikan dokter gigi yang adekuat. Dari penyelidikan Wlllis diperoleh bahwa komunikasi dapat meningkatkan hubungan dokter gigipasien yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan seorang dokter gigi.
Pada waktu berkomunikasi dengan anak ada beberapa hal dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan :
a. Mengikutsertakan si anak dalam pembicaraan
Misalnya, pada pemilihan topik pilih objek dan keadaan yang dekat (familiar) dengan si anak sehingga ia merasa di libatkan. Biarkan si anak tersebut yang memimpin pembicaraan. Sesuaikan pembicaraan dengan tingkatan usia masing-masing. Untuk anak-anak yang masih kecil perlu juga ditambahkan sedikit fantasi sebagai penambah semangat. Hampir semua orang senang mendengar pembicaraan dokter gigi tentang prosedur gigi dengan jalan mengalihkan pembicaraan. Sewaktu bekerja pada pasien anak ataupun sewaktu alat berada di dalam mulut, jangan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban, anak-anak biasanya cerdik memanfaatkan dokter gigi untuk menunda pekerjaan selama beberapa menit. Kebanyakan anak-anak senang mendengarkan pembicaraan dokter gigi.
b. Menghindarkan penggunaan kata-kata yang menimbulkan rasa takut
Beberapa orang dapat sampai menangis bila digunakan kata-kata “jarumatau bor”. Penipuan harus dicegah pada waktu melakukan perawatan pada anak, tetapi bila mungkin digunakan kata-kata deskriptif tanpa konotasi rasa sakit dan kata-kata yang biasa mereka dengar dan gunakan sehari-hari. Penggantian katakata harus sesuai dengan umur pasien. Setiap dokter gigi bebas memilih, misalnya kata-kata seperti injeksi dan jarum dapat diganti dengan mengatakan“sekarang kita akan meletakkan sesuatu pada gusimu ysng rasanya seperti gigitannyamuk”. Kalimat ini digunakan oleh karena semua anak pernah merasakangigitan nyamuk. Mereka tahu bahwa gigitan nyamuk terasa sakit sedikit.
c. Menghindarkan penggunaan kalimat yang berupa perintah tetapi berupa saran (anjuran)
Untuk memperoleh respon yang diinginkan, seseorang tidak bolehmeminta si anak menuruti perintahnya. Jika menginginkan dia melakukan sesuatu,dokter gigi harus memberi pilihan / anjuran untuk dituruti atau ditolak. Bila sianak diberi pilihan, penolakannya tidak boleh dianggap sebagai langkah pakuyang salah. Bila memerintahkan anak untuk memenuhi saran, maka sarannya harus dibuat yang menyenangkan hati bagi mereka. Jangan ragu-ragu tersenyumdan menunjukkan perasaan senang terhadap pasien, tetapi bersikaplah tegas bilakeadaan memaksa.
d. Penguasaan diri
Seorang dokter gigi tidak boleh kehilangan wibawa dan terkesan pemarah, seperti juga rasa takut, pemarah adalah respon emosi yang primitif dan imatur (tidak matang) hal ini dapat membuat sianak yakin bahwa ia telah berhasil meruntuhkan wibawa dokter gigi. Bila seorang dokter gigi tidak dapat menguasai dirinya dan menambah volume suaranya, maka hal ini hanya akan menambah rasa takut anak dan membuat kerjasama semakin bertambah sulit. Bila dokter gigi tidak menahan amarah, maka lebih baik membiarkan dokter gigi lain mengatasinya.
e. Kelemah lembutan
Semua pekerjaan dokter gigi baik dalam prosedur perawatan operatif, harus lemah lembut. Pekerjaan yang tergesa-gesa dan tiba-tiba cenderung menimbulkan rasa takut pada anak-anak yang masih kecil. Pada waktu menurunkan kursi gigi atau memundurkan kursi ke belakang, dikerjakan secara perlahan, jangan menurunkan kursi gigi atau memundurkan dengan tiba-tibasehingga ia merasa terjatuh. Sebagai contoh, pada waktu memberikan injeksi, jangan menunjukkan “syringe” dengan tergesa-gesa sehingga membuat si anak takut. Bersikaplah netral dan apik dalam setiap kerja, sehingga rasa takut yang berlebihan dapat dicegah. Jika seseorang ingin menjadi dokter gigi yang baik, maka ia harus lemah lembut, terutama berpengetahuan dan mempunyai kepandaian.
f. Pemberian hadiah dan pujian
Didalam proses belajar, hukuman dan hadiah adalah sesuatu yang mendesak. Untuk menghargai si anak penambah semangat, dapat diberi pujian atau hadiah sederhana. Ada banyak macam-macam hadiah yang dapat diberikan pada pasien yang bertingkah laku baik. Salah satu hadiah terpenting yang diinginkan oleh anak adalah pendekatan oleh dokter giginya. Pada waktu menghargai si anak, berikan pujian terhadap tingkah lakunya, misalnya dengan mengatakan si anak yang baik dan sekaligus mengatakan bahwa ia bersikap sangatbaik hari ini. Hadiah merupakan pemberian yang baik. Memberikan hadiah pada anak oleh karena tingkah lakunya yang baik merupakan manajemen tingkah laku anak. Untuk memberikan hadiah, beberapa orang dokter gigi memberikan kartu yang dapat ditukarkan dengan ice cream yang berada di dekat apotik.
4.Pengetahuan tentang pasien
Dokter gigi dikatakan bijaksana bila mengetahui tentang pasien anak sebelum si anak duduk di kursi gigi. Pada waktu orang tuanya menelepon untuk membuat perjanjian kunjungan dapat diperoleh informasi mengenai si anak itu. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan “apakah si anak suka gugup (nervous), apakah si anak takut terhadap dokter gigi?”. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat memberikan bahan masukan tentang tingkah laku anak. Banyak hal yang dapat dipelajari tentang tingkah laku anak dengan melakukan observasi di kamar tunggu. Bila anak duduk di pangkuan ibunya atau duduk dekat ibunya, seseorang dapat lebih dahulu mengetahui kesulitan apa yang akan dihadapi pada kunjungan pertama.
Tetapi bila si anak duduk sendiri membaca buku atau bermain-main jauh dari orang tuanya, seseorang mampu menduga bahwa anak tersebut biasa terhadap perawatan gigi dan emosinya matang. Selama kunjungan pertama, informasi lengkap dapat diperoleh. Usahakan segera pada waktu itu mencari tahu mengenai keluarga maupun anak tersebut. Keadaan ini jauh lebih sederhana bila seseorang dapat meramalkan bahkan mengetahui sedikit bagaimana respon bagaimana pasien jika pendekatan terhadapnya telah berhasil. Dokter gigi yang memiliki pengetahuan tentang pasien berarti setengah keberhasilan sudah diperoleh. Suatu hal yang bermakna bila dokter gigi mampu meramal tingkah laku anak.
5.Perhatian terhadap pasien
Setiap anak harus diberi perhatian penuh oleh dokter giginya. Selalulah merawat si anak dengan beranggapan bahwa si anak satu-satunya pasien pada hari itu. Jangan sekali-kali meninggalkan pasien anak sendirian di kursi gigi, oleh karena rasa takutnya yang belum hilang akan bertambah-tambah. Bila hendak meninggalkan praktek selama 1-2 menit. Perawat tetap ada di tempat. Bila anak terlalau penakut, sebaiknya dokter gigi tidak meninggalkan tempat sama sekali.
6.Keterampilan dokter gigi
Seorang dokter gigi harus mampu melaksanakan tugasnya dengan cekatan, terampil dan sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit. Dalam melakukan perawatan terhadap pasien anak, tenaga asisten akan sangat berarti., terutama pada waktu menolong mengontrol anak dan melakukan tindakan operatif. Cara yang sederhana dan mudah umumnya merupakan cara yang cepat dilakukan. Teknik
operatif harus dikerjakan dengan lancar. Penyusunan alat dan tindakan mencaricari alat pada waktu tindakan operatif tidak akan dimulai, tidaklah perlu. Dokter gigi yang tidak efisien ini akan terlihat kehilangan keyakinannya terhadap pasien. Bekerjalah hati-hati dan jangan sekali-kali membuang-buang waktu.
7.Kelayakan dokter gigi
Setiap kali berhubungan dengan pasien anak, harus realistik dan bertanggung jawab. Jangan menghukum anak karena ia penakut. Coba untuk mengambil hati anak tersebut dan mengerti mengapa ia bersikap seperti itu. Hargai emosi mereka, tetapi bila mereka tidak dapat diminta untuk melakukan hal yang diminta, dokter gigi boleh memohon untuk merubahnya. Ego anak-anak akan membuat si anak peka terhadap tekanan. Berikan si anak kesempatan untuk berpartisipasi dalam
prosedur perawatan. Bila ia dapat memegang gulungan kapas dan melakukan halhal kecil lainnya, ia akan merasa bahwa ia merupakan bagian dalam perawatan tersebut sehingga mereka lebih tertarik dan koperatif. Seorang dokter gigi harus merawat si anak bukan sebagai benda mati.
0 komentar:
Posting Komentar