Ketenangan dan ketentraman hati akan diperoleh sebagai reward apabila
dalam melakukan ibadah hanya mengingat kepada Allah atau Dzikrullah. Secara
sederhana peimasalahan tersebut dapat dirumuskan: " bila kita ingin mendapatkan
rasa tenang atau tentram maka dekatilah Dia yang maha tenang dan maha tentram
agar menular sifat-sifat itu pada kita" (Bastaman, 2001). Hal senada juga di
*
utarakan oleh Quasem (2001) bahwa penghayatan terhadap Al Quran dapat
menyembuhkan berbagai penyakit hati, sebab nilai-nilai kandungan Al Quran
tersebut akan meresap kedalam hati kemudian menyembuhkannya dari penyakit
hatinya, membersihkan dari kotorannya, menjawab berbagai keraguan dan bisikan
yang selalu ditiupkan oleh syetan baik yang berbentuk manusia maupun jin di hati
itu sendiri. Hal ini didukung pula dengan pendapat Ibrohim (dalam Nurbahkhsy, 1998) yang mengatakan bahwa ada lima macam perawatan terhadap hati yaitu:
membaca Al Quran dan merenungkan apa yang dibaca darinya. Menjaga perut
senantiasa dalam keadaan kosong. Senantiasa teijaga di malam hari untuk tetap
berada dalam permohonan kepada Allah sampai datangnya fajar. Selalu berteman
dengan orang-orang yang sholeh.
Melalui pemahaman dan penghayatan Al Quran teijadi proses konsultasi.
Individu akan menganggap bahwa setiap penggal ayat Al Quran ditujukan
kepadanya, ia tidak akan menganggap tugas dan kewajibanya terhadap Al Quran
adalah hanya mengkajinya semata, tetapi ia akan melakukanya lebih dari itu
seperti mengamalkan segala perbuatan sesuai dengan pesan Al Quran. Ia akan
membacanya seperti seorang hamba sahaya membaca pesan (perintah) tuanya
yang ditulis padanya. Selanjutnya ia akan merenungkanya dan bertindak sesuai isi
pesan itu, karena individu menemukan solusi permasalahan yang ia hadapi
(Quasem, 2001).
Hal ini diperkuat dengan pendapat Haryanto, (2001)
bahwa. setiap orang membutuhkan sarana untuk berkomunikasi baik dengan diri
sendiri, dengan orang lain, dengan alam maupun dengan Tuhannya. Komunikasi
akan lebih dibutuhkan tatkala seseorang mengalami masalah atau gangguan jiwa.
Peranan perenungan makna Al Quran akan menghapus dan
menghilangkan semua kekeruhan dan tabir yang menutup hati.
Apabila
kekeruhan dan tabir penutup telah berkurang maka cahaya Qurani akan bersinar
pada esensi hati yang didalamnya tumbuh kekhawatiran dan rasa takut bila
disebutkan nama Allah. (Nurbakhsy, 1998).
Mustafa (1997). berpendapat bahwa penghayatan terhadap Al Quran bisa
menyembuhkan berbagai penyakit hati. Nilai-nilai kandungan Al-Qur'an tersebut
akan meresap kedalam hati kemudian menyembuhkan dari penyakitpenyakitnya,
membersihkan dari kotoran-kotoranya, menjawab berbagai keraguan
pada diri seseorang. Sementara orang-orang munafiq itu disebabkan penolakanya
untuk menghayati makna Al Quran serta penolakan untuk mencari hidayah dari Al
Quran sehingga hati mereka dihinggapi penyakit-penyakit syahwat dan keraguan keraguan.
Mengenai sifat-sifat orang yang emosinya tidak stabil atau munafik Najati
(2000) menerangkan bahwa secara emosi orang yang tidak stabil emosinya
(munafik) mempunyai sifat penakut yang disebabkan dia merasa bahwa
lingkungan selalu mengawasi terhadap gerak geriknya. Hal ini menyebabkan dia
tidak bisa menjalin hubungan keija yang baik dengan sesama manusia atau
lingkungan sosial. Orang munafik menpunyai sifat kecenderungan untuk bunuh
diri, itu sebabnya dia tidak mempunyai tanggung jawab pada dirinya sendiri
maupun pada lingkunganya. Orang munafik akan selalu ragu dan tidak mampu
untuk mengambil suatu keputusan dan ketetapan. Hal ini menyebabkan dia selalu
berkeluh kesah, putus asa, serba bosan, merasa jenuh dengan pekeijannya, malas
dan tidak pernah merasakan bersyukur atas nikmat yang diperolehnya.
Najati (2000) menjelaskan bahwa pemahaman makna Al Quran
merupakan cara yang paling tepat untuk merubah atau merombak dari
kepribadian dan emosi yang munafiq (tidak stabil) menjadi emosi yang setabil
atau peredaman emosi negatif. Pemahaman dan penghayatan makna Al Quran itu dimaksudkan untuk bisa mencocokkan emosi, pikiran individu serta pandangan
tentang diri mereka sendiri dengan kondisi yang terkandung di dalam Al Quran.
Bila individu telah bisa menyesuaikan antara emosi, pikiran yang ada pada dirinya
dengan makna yang terkandung dalam Al Quran, individu akan menjadi lebih
mampu dalam menghadapi problem-problem yang dihadapi dan mencari solusi
pemecahannya.
Najati (2000) menerangkan bahwa psikoterapi merupakan proses belajar
yang pada dasarnya merupakan suatu proses berlangsungnya perubahanperubahan
pikiran kebiasaan dan tingkahlaku. Penghayatan dan pemahaman
makna Al Quran pada dasarnya juga proses pembetulan belajar sebelumnya yang
tidak benar. Individu sebelumnya memperoleh pikiran-pikiran yang keliru tentang
dirinya sendiri, kehidupan orang lain dan berbagai problem y?mg dihadapinya..
Penghayatan terhadap Al Quran berusaha meluruskan pikiran-pikiran individu dan
menjadikannya mampu mempunyai wawasan tentang dirinya sendiri, orang lain,
dan problem-problemnya dengan wawasan yang realitis dan benar. Menghadapi
problem-problem kehidupan, individu bukannya lari dari permasalahan yang
dihadapi atau hanya mendiapikan problem yang ada, tapi berusaha, memecahkan
problem yang dihadapi tersebut. Perubahan wawasan individu ini, baik terhadap
dirinya sendiri, orang lain, atau kehidupan akan membekalinya dengan kekuatan
untuk menghadapi problem-problemnya dan memecahkannya. Ini akan membuat
individu terlepas dari konflik kejiwaan dan sumber kegelisahan. Biasanya ini juga
akan membangkitkan pada diri individu perasaan giat dan cekatan dan ia pun akan
menjalankan kegiatannya yang normal dan pada gilirannya ini akan membuatnya mampu merasakan nikmat kehidupan, mempunyai jiwa yang tenang, tentram dan
bahagia.
Lebih lanjut (Najati, 2000) mempeijelas bahwa Al Quran diturunkan untuk
mengubah pikiran manusia, kecenderungannya, dan tingkah lakunya, memberi
petunjuk kepada mereka, mengubah kesesatan dan kebodohan mereka,
mengarahkan mereka pada apa yang lebih baik dan bagus, dan membekali mereka
dengan pikiran-pikiran baru tentang tabiat manusia dan misinya dalam kehidupan,
nilai-nilai, moral dan ideal-ideal kehidupan yang ideal. Al Quran telah berhasil
mempengaruhi dan mengubah kepribadian manusia sehingga membuat
terbinannya landasan baru bagi sistem kehidupan manusia dan sistem hubunganhubungan
manusiawi, baik dalam keluarga maupun pada masyarakat pada
umumnya.
Shihab (2001) menjelaskan bahwa Al Quran memberikan petunjuk dalam
persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak dengan jalan meletakan dasardasar
prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu Allah
memerintahkan kepada umat manusia untuk memperhatikan dan mempelajari Al
Quran.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pemahaman makna Al
Quran berperan penting dalam mengobati gangguan kejiwaan. Tinjauan
psikologisnya adalah memahami dan merenungkanya makna Al Quran akan ada
kestabilan emosi. Kestabilan emosi ini di peroleh lewat proses belajar, konsultasi
dan peredaman emosi negatif.
0 komentar:
Posting Komentar