Komunikasi Pada Anak Untuk Perawatan Gigi

Berkomunikasi dengan anak merupakan kunci utama untuk penanggulangan prilaku anak. Komunikasi merupakan tujuan dari teknik penanggulangan lainnya yang akan dibahas selanjutnya. Dokter gigi harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan sebahagian anak yang berusia 3 tahun atau lebih. Kontak mata dengan anak perlu dilakukan disertai dengan sambutan hangat dan sikap bersahabat. Letak keberhasilan dokter gigi dalam menanggulangi pasien anak adalah pada kemampuannya untuk berkomunikasi dengan mereka dan menanamkan kepercayaan pada diri anak tersebut. Untuk mengurangi rasa takut perlu dipakai bahasa kedua atau menghaluskan bahasa yang disebut cufemism.

Misalnya :

  • Ro poto                    :   Kamera
  • Sonde                       :   Penghitung gigi
  • Tambalan amalgam :   Solder perak

Komunikasi yang efektif dengan anak merupakan prinsip terhadap teknik penanggulangan tingkah laku anak yang lain. Komunikasi dengan anak akan bertambah baik apabila dokter gigi mengetahui tingkah laku perkembangan psikologi anak.

Komunikasi dengan anak dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Komunikasi ekplisit (objektif)
Adalah komunikasi yang informasinya disampaikan secara verbal. Dalam hal ini, dokter gigi jangan membuat pertanyaan yang memaksa anak untuk memilih jawaban ya atau tidak. Pada waktu diperiksa giginya misalnya “mau, kan, kamu membuka mulut”. Pada umumnya anak akan memberi jawaban “tidak” dalam usahanya menghindari giginya dirawat. Maka lebih baik anak dianjurkan untuk membuka dengan ucapan “coba mulutnya dibuka”.

2. Komunikasi implisit (subjektif)
Adalah informasi yang disampaikan secara non verbal seperti : ekspresi wajah, tekanan suara, sentuhan tangan, ruang tunggu. Umumnya pasien anak-anak yang merasa cemas, bentuk komunikasi non verbal pada pasien anak-anak berhubungan dengan banyaknya pengalaman selama melakukan perawatan gigi anak akan meningkat komunikasi non verbal.

Cara Membuka Komunikasi

  1. Abaikan segala gejala yang tidak koperatif yang mula-mula ditunjukkan anak.
  2. Mulai dengan prosedur yang paling mudah dan cepat dikerjakan dengan yang sulit.
  3. Hindarkan selalu hal yang membuat anak takut, mis :


  • alat / obat
  • kata-kata yang menakutkan.
  • persiapan yang berlebihan, banyak bertanya hingga sempat menimbulkanrasa takut.

T S D
Addelston (1959) pertama sekali mencoba cara T.S.D. untuk merawat gigi anak dan cara ini sangat sederhana dan cukup efektif. Cara ini baik untuk anak yang takut.

Tell : Anak diberitahu apa yang akan dilakukan pada dirinya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak.
Show : Menunjukkan objek sesuai dengan yang diterangkan sebelumnya tanpa menimbulkan rasa takut. Dalam hal ini dapat dipergunakan model gigi, menunjukkan alat yang akan dipergunakan misalnya bur dan kalau perlu dipegang pasien.
Do : Melakukan tindakan pada anak sesuai dengan yang dikatakan da ditunjukkan pada anak.

Pada waktu melakukan TSD harus sesuai dengan yang diceritakan atau ditunjukkan, jadi jangan sampai anak merasa dibohongi. Pendekatan dengan cara TSD dapat dilakukan bersama-sama dengan cara modeling. Cara pendekatan dengan TSD dapat diterapkan untuk semua jenis perawatan pada anak kecuali melakukan suntikan.

Peraturan :
Anak perlu mengetahui apa yang akan dilakukan selama perawatan gigi, dalam hal ini :

  • Meletakkan tangan di pangkuan
  • Tetap diam di kursiJangan ribut


Perawatan tersebut perlu dijelaskan supaya anak dapat dirawat dengan cepat dan anak yang lain tidak terganggu.

Penyangkalan rasa takut (Deny of Fear)
Rasa takut merupakan naluri pertama sejak bayi lahir. Anak dapat menunjukkan rasa takut pada perawatan gigi, rasa takut ini tidak boleh disangkal atau ditentang. Karena hal ini dapat menurunkan kepercayaan anak dalam kemampuannya mengatasi rasa takut dan menyebabkan tingkah lakunya kemudian hari cenderung negatif. Peranan dokter gigi disini memberi tahu anak bahwa rasa sakit tidak perlu ditakutkan, dokter gigi dapat menerangkan hal yang dapat mengurangi rasa takutnya sehingga tidak ada yang mengejutkan.

Mengatur suara (Control of Voice)
Suatu metode yang efektif untuk mendapat perhatian anak dalam menciptakan komunikasi yaitu dengan pengaturan suara. Perubahan intonasi suara dari pelan sampai keras cukup efektif untuk mendapatkan perhatian dan mengingatkan si anak bahwa dokter gigi harus dipatuhi.

Meminta persetujuan (Asking of Approval)
Komunikasi dengan anak dapat terganggu bila dokter gigi meminta persetujuan anak untuk suatu perawatan gigi. Karena ada kecendrungan anak tidak setuju dengan permintaan dokter gigi.

Penundaan perawatan
Komunikasi yang berlebihan yang dilakukan anak yaitu dengan bertanya terus-menerus, meskipun sebenarnya anak tidak menginginkan jawaban adalah merupakan cara anak untuk menunda atau menghindari perawatan terutama pada waktu akan melakukan injeksi. Cara menghindari atau penundaan perawatan lainnya yang dijumpai yaitu permisi berulang-ulang ke kamar kecil atau mengeluh perutnya sakit.



1 komentar:

Unknown mengatakan...

KISAH SUKSES SAYA JADI
mahasiswa FK UI yg saat ini sedang koas, alhamdulillah berkat bantuan pejabat tinggi kemenkes bpk kepala pusat data dan informasi di kemenkes pusat jakarta beliau atas nama bpk DR.DRH. DIDIK BUDIJANTO .M.kes no hp beliau yang selalu aktif :
0853-2174-0123

Awal cerita saya ini berawal dari temen saya yang telah sukses dari FK di universitas negeri di UI Depok, nah saya bertemu teman saya itu di depan bibel salah satu wilayah di depok karena di situ ada cafe nongkron, saya di ajak nongkron, dan waktu itu saya lansung curhat masalah cita cita saya ingin masuk di FK UI depok, nah di situ saya menetes'kan air mata di depan temen saya yang sudah sukses, alhamdulillah kata temen saya, ada seseorang yang bisa bantu kamu kata'nya ini orang yang juga pernah membantu saya kemarin sewaktu pas saya rencana mau masuk pendaftaran juga, kata'nya temen saya beliau adalah pejabat tinggi di KEEMNKES, beliau kata'nya bisa menjembatangi ke anggota dekanat FK seluruh indonesia.

Info dari saya bagi adik2 yang mau masuk FK, jangan takut, coba saja dulu. Jangan menerima mentah2 informasi di blog yang bikin anda ragu,

Sekedar info, UGM saat ini bukan BPHP lagi tapi jadi BLU
intinya, semua manajemen keuangan tidak sepenuhnya dikelola secara otonomi tapi di kembalikan ke pemerintah, Jalur masuknya undangan, SBMPTN untuk reguler; dan tes mandiri untuk inter. Inter memang jauh lebih mahal, bisa 30 jutaan per semester (denger2 pake dollar bayarnya). Tapi itu wajar, mengingat fasiitas yang diberikan fakultas untuk program inter.

Ada kabar yang menyebutkan uang pangkal kemungkinan tidak ada
tapi uang per semester tidak lagi 2,1 juta. Kemungkinan uang per semester meningkat jauh untuk kompensasi tidak adanya uang pangkal. Jumlahnya belum tau.

Pengalaman saya di FK UI, ada banyak sekali jenis beasiswa yang bisa diambil, misal PPA, BBM, BOP, beberapa bank, beberapa instansi, asal rajin cari info dan mau mencoba.

Bagi anak berprestasi tapi kurang mampu, fakultas juga menyediakan dana bantuan khusus.

Bahkan, jika di tengah pendidikan ada mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial, dapat mengajukan surat keringanan ke dekanat.

Memang wajar jika biaya di FK tinggi, mengingat sarana untuk praktikum dan perkuliahan memang membutuhkan dana yang besar. Namun bukan berarti hanya orang kaya yang bisa masuk FK.

Selalu ada jalan bagi yang mau berusaha silah'kan saja hub bpk dr.drh didik budijanto. M.kes siapa tau beliau bisa bantu anda teman teman. WASS.. ...

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger