Penilaian dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Dalam berbagai pertemuan dengan para guru untuk sosialisasi Kurikulum 2013, banyak muncul  pertanyaan tentang apa dan bagaimana membuat penilaian pembelajaran yang benar. Sebagaimana telah dijelaskan pada latarbelakang tulisan ini bahwa  penilaian pada ranah kognitif (pengetahuan) sudah merupakan hal yang biasa yang dilakukan oleh guru selama ini. Namun bagaimana merancang penilaian pendidikan agama Katolik  pada ranah sikap (afektif) dan  pada ranah  psikomotorik (keterampilan).

Penilaian dalam pendidikan Agama Katolik yang diuraikan di sini mengacu pada  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, RI  No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Untuk mengaplikasikan bentuk penilaian sesuai tuntutan dan semangat kurikulum 2013, akan disertakan contoh rancangan penilaian pada ranah pengetahuan, ranah sikap dan keterampilan.

      Penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Katolik  adalah suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur dan menilai tentang masukan, proses, dan pencapaian hasil belajar peserta didik dalam matapelajaran Pendidikan Agama Katolik.

Strategi Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah  berdasarkan pada prinsip-prinsip penilaian pada umumnya yaitu; keabsyahan, handal, obyektif, terintegrasi, bervariasi, adil/ tranparan/akuntabel, edukatif/ memperbaiki proses belajar, menilai diri dan teman, cocok bagi apa yang dinilai, ekonomis (lihat penjelasan sebelumnya tentang kajian teoritis penilaian).

Penilaian proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik  pada Kurikulum 2013 ini diharapkan menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger