Penyusunan
anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis. Kata-kata seperti keuangan, angka, dan estimasi muncul ketika seseorang berpikir mengenai
“anggaran”. Tetapi, di balik seluruh citra teknis yang berkaitan dengan
anggaran, terdapat manusia. Manusialah yang menyusun anggaran dan manusia juga
yang harus hidup dengan anggaran tersebut.
Aspek
keperilakuan dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam
proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang didorong ketika manusia
mencoba untuk hidup dengan anggaran. Hal tersebut mengacu pada kegelisahan
karena mengetahui bahwa batas pengeluaran tidak akan dinaikkan tahun ini,
ketakutan untuk mengatakan kepada staff anda bahwa tidak aka nada kenaikan gaji
tahun ini dan iri hati yang dapar berkembang ketika kepala departemen lain
menerima kenaikan anggaran terbesar pada tahun-tahun belakangan ini.
Anggaran
memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran menjelaskan kepada
orang-orang mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan kapan hal tersebut
harus sudah dilakukan. Anggaran menetapkan batasan terhadap pada apa yang dapat
dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan. Anggaran membatasi tindakan
manajemen. Anggaran merupakan alasan kinerja manajer dipantau secara kontinu
dan standar terhadap mana hasil kinerja
dibandingkan. Orang-orang merasakan tekanan dari anggaran yang ketat, kegelisahan dari laporan kinerja
yang buruk, dan kegembiraan atau rasa lega karena “memenuhi” anggaran.
Manajer sering
kali menghadapi masalah mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam anggaran” atau
bahwa “ anda sudah melebihi anggran anda”. Para manajer diperingatkan secara
priodik bahwa “ Anda tidak mencapai target yang dianggarkan.”
Oleh karena itu
adalah tidak mengherankan bahwa sentimen-sentimen seperti “anggaran melumpuhkan
gaya saya” atau “karyawan bagian anggaran berusaha untuk menangkap anda” sering
kali disuarakan. Anggaran sering kali dipandang sebagai penghalang atau ancaman
birokratis terhadap kemajuan karier. Ketidaksukaan terhadap proses penyusunan
anggaran secara keseluruhan bahkan dapat mendorong orag untuk melakukan
sabotase terhadap anggaran tersebut.
Jika anggaran
yang dimaksudkan untuk memotivasi orang menciptkanan kekhawatiran pribadi dan
masalah manusia lainnya, mengapa dipakai? Apakah manfaat yang diperoleh? Apakah
efek samping yang tidak diinginkan yang akan muncul? Apakah dampak
keperilakuannya? Apa yang bias dilakukan untuk memastikan penggunaan anggaran
paling efisien dan konstruktif secara perilaku?
Sasaran
dari pembelajaran perencanaan dan penganggaran laba adalah:
- AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PERTANGGUNGJAWABAN
- Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
1.
AKUNTANSI
SEBAGAI ALAT PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi
pertangungjawaban merupakan suatu cara untuk meningkatkan kinerja serta
mengendalikan aktivitas yang dilakukan oleh manajer pusat pertanggungjawaban
agar tercapai aktifitas yang efektif dan efisien. Namun agar manajer dapat
meningkatkan kinerjanya maka manajer perlu diberikan juga dorongan berupa
penghargaan. Dengan adanya kemungkinan bahwa usaha akan diberikan penghargaan
serta penilaian manajer, maka dapat dipastikan manajer akan termotivasi untuk
bekerja sebaik-baiknya dalam meningkatkan kinerjanya.
Di dalam
penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayuningtyas,
seorang mahasiswa pada Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta, ia berpendapat bahwa dalam memasuki abad ke-20, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat
besar dalam lingkungan bisnis. Kompetisi dalam berbagai usaha menjadi kompetisi
global yang sangat perkembang pesat, perusahaan dituntut untuk selalau siap
dengan persaingan global tersebut. Perusahaan-perusahaan besar memiliki banyak
kegiatan atau aktivitas yang kompleks, sehingga kemajuan teknologi dan
persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Kondisi yang demikian
ini, mengharuskan suatu perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan di dalam
perusahaannya, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan efisien dan
melakukan penjualan dengan tingkat laba yang baik. Untuk dapat mewujudkan
kondisi perusahaan yang sehat, strategi
manajemen yang mutlak sangat dibutuhkan. Strategi merupakan
perencanaan yang besar, menetapkan secara umum kearah mana organisasi bergerak
yang diinginkan manajemen senior.
Kebutuhan untuk
memformulasikan strategi biasanya timbul dalam merespon ancaman yang diterima
atau adanya kesempatan. Manajemen dituntut untuk dapat mengelola semua sumber daya yang dimiliki seperti
modal, tenaga kerja, teknologi, serta sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba yang optimal. Operasi
yang efisien dan efektif dapat terwujud dengan mempekerjakan sumber daya
manusia yang berkualitas, cermat dan memiliki ketrampilan yang memadai, karena
itu motivasi manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai
tujuan organisasi menjadi dominan.
Adanya suatu pusat
pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi satu atau beberapa tujuan yang telah
ditetapkan oleh manajemen puncak. Tujuannya adalah mengimplementasikan rencana
strategi manajemen puncak. Sebagai informasi, secara garis besar pusat
pertanggungjawaban dibedakan menjadi :
a.
Pusat Biaya
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input diukur dalam
satuan moneter dan output tidak diukur dalam satuan moneter. Secara umum ada
dua macam pusat biaya, yaitu pusat biaya teknik dan pusat biaya kebijakan.
b.
Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban dimana output diukur dalam
satuan moneter, tetapi tidak ada hubungannya dengan input. Karena pusat
pendapatan adalah suatu organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung
jawab terhadap laba.
c.
Pusat Laba
Suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu
selisih antara pendapatan dan pengeluaran.
d.
Pusat Investasi
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur atas dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang
digunakan. Pemisahan yang jelas antara wewenang dengan tanggung jawab sangat
diperlukan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Suatu organisasi yang
terdesentralisasi adalah organisasi yang pembuatan keputusannya tidak
diserahkan pada beberapa eksekutif-eksekutif puncak, tetapi disebarkan di
seluruh organisasi dengan manajer pada berbagai tingkat membuat
keputusan-keputusan penting yang berhubungan dengan lingkup tanggung jawab
mereka, maka dari itu Di dalam suatu organisasi bisnis pada level middle-up akan
sangat tidak mungkin sebagai manajer puncak untuk mengendalikan seluruh
kegiatan operasi organisasinya secara perorangan. Untuk itu diperlukan
perangkat dan sistem yang dapat menjamin dan meyakinkan manajer puncak bahwa
anggota-anggota organisasinya dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawab
sesuai dengan keinginan manajer puncak. Dengan menggunakan akuntansi
pertanggungjawaban dimana struktur organisasi dibentuk menjadi beberapa pusat
pertanggungjawaban kegiatan operasi organisasi karena manajer puncak telah
mendelagasikan sebagian wewenangnya kepada para manajer pusat
pertanggungjawaban untuk melaksakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam
menjalankan kegiatan operasi organisai.
Melalui informasi-informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
pertanggungjawaban inilah manajer puncak dapat mengendalikan kegiatan operasi
organisasinya maupun memberikan tindakan-tindakan korektif atas pelaksanaan
kegiatan operasi yang menyimpang dari aturan atas standar yang telah di
tetapkan. Akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan dengan baik jika
terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Luas wewenang dan tanggung jawab pembuatan
keputusan harus ditentukan dengan baik melalui struktur organisasi.
2. Manajer pusat pertanggungjawaban harus berperan
serta dalam penentuan tujuan yang digunakan untuk mengukur prestasinya.
3. Manajer pusat pertanggungjawaban harus
berusaha untuk mencapai tujuan yang ditentukan untuknya dan untuk pusat
pertanggungjawabannya
4. Manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggung
jawab atas kegiatan pusat pertanggungjawaban yang dapat dikendalikannya.
5. Hanya biaya, pendapatan, laba, dan
investasi yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang harus
dimasukkan ke dalam laporan prestssinya.
6. Laporan prestasi dan umpan baliknya untuk
manajer pusat pertanggungjawaban harus disajikan tepat waktu.
7. Laporan prestasi harus mejadikan secara
jelas selisih yang terjadi, tindakan koreksi, dan tindak lanjutnya sehingga
memungkinkan diterapkannya prinsip pengecualian.
8. Harus ditentukan dengan jelas peranan
prestasi manajemen terhadap struktur balas jasa atau perangsang dalam
perusahaan.
9. Sistem akuntansi pertanggungjawaban hanya
mengukur salah satu prestasi manajer pusat pertanggungjawaban, yaitu prestasi
keuangan. Selain prestasi keuangan, seorang manajer dapat dinilai prestasinya
atas dasar tingkat kepuasan karyawan, moral, dan sebagainya.
Sebelum sistem akuntansi
pertanggungjawaban disusun, harus lebih dahulu dipelajari garis wewenang dan
tanggung jawab pembuatan keputusan sehingga dapat ditentukan pusat-pusat
pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban dirancang khusus sesuai dengan struktur organisasi untuk
dapat menyajikan laporan-laporan prestasi yang berguna dalam menilai sumbangan manajer
tingkat pertanggungjawaban tertentu dalam pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
2. Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi
pertanggungjawaban dirancang untuk menilai prestasi manajer dengan tolak ukur
anggaran. Dengan demikian, jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari yang telah
dianggarkan, akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggungjawab. Organisasi yang
baik adalah yang terbagi atas pusat-pusat pertanggungjawaban dan setiap
manajernya mengetahui wewenang dan tanggungjawab masing-masing, merupakan
tempat yang baik untuk keefektifan anggaran. Dalam rangka pengendalian biaya,
anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkatan manajemen dalam
organisasi. Tiap-tiap manajer pusat biaya harus mengajukan rancangan anggaran
biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Seluruh rancangan
anggaran ini akan ditampung oleh komite anggaran untuk dibahas kelayakannya dan
dikombinasikan serta diselaraskan satu sama lain. Dalam proses pembahasan
rancangan anggaran ini, terjadi negosiasi antara manajer pusat biaya dengan
komite anggaran. Dengan demikian, setiap perubahan yang terjadi atas rancangan
anggaran merupakan hasil kesepakatan antara kedua belah pihak Rancangan
anggaran yang telah disepakati ini kemudian disahkan oleh komite anggaran
menjadi anggaran yang harus dilaksanakan dan menjadi tolak ukur prestasi para
manajer.
Anggaran biaya yang
disusun dengan pendekatan top-down dan bottom-up
akan menimbulkan komitmen dalam diri para manajer untuk mencapai target yang
telah ditetapkan. Masing-masing manajer akan merasa bahwa anggaran tersebut
adalah anggarannya dan mereka bersedia dinilai dengan tolak ukur anggaran
tersebut. Anggaran yang partisipatif seperti inilah yang cocok untuk penerapan
akuntansi pertanggungjawaban.
0 komentar:
Posting Komentar