Nana Sudjana (2009: 22) mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Hal yang sama berlaku untuk memberika batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembengunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berupah perilakunya dibanding sebelumnya (Purwanto, 2010: 44).
Juliah mendefinisikan hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan Hamalik mengungkapkan bahwa hasil belajar belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap serta apersepsi dan abilitas (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 15).
Kategori Hasil Belajar
Usman (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 16-19) menjelaskan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan yang direncanakan oleh guru sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif dan psikomotor.
a. Domain Kognitif (pengetahuan)
- Pengetahuan adalah jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi pengejawantahan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur atau seting. Dalam hal ini pengenalan utama pada fakta, prinsip, kata-kata yang dapat dipakai: definisikan, ulang, laporkan, ingat. Garis bawahi, sebutkan, daftar dan sambungkan.
- Pemahaman meliputi penerimaan komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian berbeda, mereorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertian dan dapat mengeksplorasikan. Kata-kata yang sering dipakai adalah: menerjemahkan, nyatakan kembali, diskusikan, gambarkan, reorganisasikan, jelaskan, identifikasi, tempatkan, review, ceritakan, paparkan.
- Aplikasi atau penggunaan prinsip dan metode pada situasi baru. Kata-kata yang sering digunakan adalah: interpretasikan, terapkan, laksanakan, gunakan, demonstrasikan, praktekan, ilustrasikan, operasikan, jadwalkan, sketsa, kerjakan.
- Analisa menyangkut kemampuan anak dalam memisahkan suatu materi menjadi bagian-bagian untuk membentuknya, mendeteksi hubungan di antara bagian-bagian itu dan cara materi itu diorganisir. Kata-kata yang sering dipakai : pisahkan, analisa, bedakan, hitung, cobakan, tes bandingkan kontras, kritik, teliti, debatkan, inventarisasikan, hubungkan, pecahkan, kategorikan.
- Sintesa meliputi anak untuk menempatkan bagian-bagian atau elemen satu/bersama sehingga membentuk satu keseluruhan yang koheren. Kata-kata yang sering digunakan adalah: komposisi, desain, formulasi, atur, rakit, kumpulkan, ciptakan, susun, organisasikan, siapkan, rancang, sederhanakan.
- Evaluasi meliputi kemampuan anak didik dalam pengambilan keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai sesuatu tujuan, idea, pekerjaan, pemecahan masalah, metode, materi. Dalam pengambilan keputusan atau menyatakan pendapat, termasuk juga kriteria-kriteria yang digunakan, sehingga menjadi akurat dari standar penilaian. Kata-kata yang sering digunakan: putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan, revisi, skor, perkiraan.
b. Domain Afektif (kemampuan sikap)
- Menerima atau memperhatikan meliputi sikap sensitif terhadap terhadap adanya eksistensi suatu fenomena atau suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk di dalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan. Kata-kata yang sering digunakan adalah : dengar, lihat, raba, cium, rasa, pandang, pilih, kontrol, waspada, hindari, suka, perhatian.
- Merespon. Anak didik akan dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, fenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya. Kata-kata yang sering dipakai : persetujuan, minat, reaksi. Membantu, menolong, partisipasi, melibatkan diri, menyenangi, menyukai, gemar, cinta, puas, menikmati.
- Penghargaan. Pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil tidak hanya dalam persetujuan suatu nilai, tetapi juga penilaian terhadapnya dan keterikatannya terhadap suatu pandangan atau ide tertentu. Kata-kata yang sering digunakan adalah mengakui dengan tulus, mengidentifikasi diri, mempercayai, menyatukan diri, menginginkan, menghendaki, beritikad, mencitakan ambisi, disiplin, dedikasi diri, rela berkorban, tanggung jawab, yakin, pasrah.
- Mengorganisasikan yang di dalamnya membentuk sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. Ini meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan. Kata-kata yang dapat dipakai adalah : menimbang, menjalin, mengkristalisasikan-mengidentifikasikan, menyusun sistem, menyelaraskan, menimbangkan, membentuk filsafat hidup.
- Mempribadi (mewatak). Pada tingkat ini sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku. Kata-kata yang dipakai: bersifat obyektif, bijaksana, adil, teguh dalam pendirian, percaya diri, berkepribadian.
c. Domain Psikomotor
- Menirukan. Apabila peserta didik ditunjukkan sebuah kegiatan yang dapat diamati, maka ia akan membuat suatu tiruan terhadap kegiatan itu sampai pada tingkat sitem otot dan dituntun oleh dorrongan kata hati untuk menirukannya. Kata-kata yang dapat dipakai adalah: menirukan, pengulangan, coba lakukan, berketetapan hati, mau, minat, bergairah.
- Manipufasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu kegiatan seperti yang diajarkan dan dapat membedakan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lain, mampu memililih kegiatan yang diperlukan dan mulai memiliki keterampilan dalam manipula mentasi. Kata-kata yang digunakan: Ikuti petunjuk, tetapkan, mencoba-coba, mengutak-atik, perbaikan tindakan.
- Keseksamaan meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam mereproduksi suatu kegiatan tertentu. Kata-kata yang sering dipakai adalah: lakukan kembali, hasilkan, kontrol, teliti.
- Artikulasi. Yang utama di sini adalah anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan aktivitas/kegiatan secara tepat di antara aktivitas/kegiatan yang berbeda-beda. Kata-kata yang sering dipakai adalah : lakukan secara harmonis, lakukan secara unit.
- Naturalisasi. Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik adalah apaila anak telah dapat melakukan secara alami aktivitas/kegiatan dengan menetapkan urutan/sikuen secara tepat di antara aktivitas/kegiatan yang berbeda-beda dengan pengeluaran energi yang minimum.
Namun pada penelitian ini akan dibatasi hanya pada hasil belajar
kognitif. Dari pendapat yang telah dikemukakan para ahli dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalahgambaran tingkat penguasaan
siswa terhadap serangkaian pembelajaran yang telah dijalaninya, dengan
adanya perubahan-perubahan positif berupa pengetahuan, keterampilan,
sikap dan tingkah laku.
0 komentar:
Posting Komentar