Perkembangan
audit mutu professional mengalami perubahan yang cepat seiring dengan
tuntutan perdagangan global, yang
dipengaruhi oleh berbagai standar mutu internasional sebagai prasyarat produk
dipasarkan ke pasar internasional. Kondisi ini menuntut audit mutu professional
harus memiliki pemahaman yang tinggi atas berbagai standar mutu internasional
sebagai common body of knowledge (CBOK) dalam mendukung otoritas profesinya sebagai
internal audit suatu perusahaan.
CBOK bagi auditor
mutu adalah keharusan dalam mendukung pekerjaan audit mutu suatu perusahaan.
Pada tahun 2006 Studi
CBOK yang diselenggarakan oleh Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan studi tentang profesi audit
internal yang paling komprehensif dan mendunia yang pernah dilakukan. Pada
kurun waktu sebelumnya, IIA memang pernah melakukan studi serupa, namun tidak
dilakukan dengan sekomprehensif studi pada tahun 2006. Komparasi studi-studi
yang pernah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
Table
di atas menunjukkan bahwa, pada Studi CBOK di tahun 2006 nampak semakin
mengglobal CBOK dengan melibatkan responden valid sejumlah 9.366 (disaring dari
lebih 12.000 respons yang masuk) yang berasal dari 91 negara dan dengan
menambahkan kuesioner dalam 16 bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia.
Studi-studi sebelumnya hanya disediakan dalam bahasa Inggris.
Selain itu, sebuah Standar internasional dari Organisasi Internasional
untuk Standarisasi (ISO; www.iso.org), yang berbasis di Jenewa, Swiss, yang mencakupi standar
mutu berbagai bidang
termasuk mutu internal audit. Standar ini telah diperluas
selama bertahun-tahun untuk menutupi
banyak area
yang penting bagi governance
dan mutu
perusahaan.
Auditor mutu
dalam perusahaan, bergantung pada praktek-praktek dan standar-standar
tersebut, sehingga dalam konvergensi pertumbuhan kegiatan perusahaan untuk meningkatkan governance
dan internal control, harus secara umum memiliki seperangkat
pengetahuan umum (CBOK)
sebagai kebutuhan
untuk memahami peran, tanggung jawab, dan aktivitas auditor mutu.
Selain itu, review quality assurance (QA) dari fungsi audit internal yang dilakukan oleh anggota tim audit internal sendiri atau oleh reviewer luar yang dikontrak
mengacu pada sebuah proses yang
dipraktekkan oleh banyak fungsi audit internal. Fungsi audit internal yang lebih besar, sering membawa nilai nyata bagi perusahaan
secara keseluruhan dengan memiliki review mutu secara independen dari praktek-praktek audit internal
dan operasi
perusahaan.
Dengan demikian maka
diperlukan adanya suatu sistem pengawasan atas jaminan mutu internal audit
melalui quality assurance. Menurut Sawyer dalam Jatnika (2006) bahwa
tujuan dari program quality assurance adalah untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa pekerjaan audit yang dilaksanakan telah sesuai dengan standar
yang ada, piagam audit, dan standar lain yang berlaku.
Untuk lebih
memfokuskan pembahasan tentang convergence CBOK terhadap mutu internal audit
professional, maka pembahasan dalam paper ini lebih diarahkan pada peran
Standar Quality Assurance dalam meningkatkan mutu internal audit professional.
TUJUAN
Untuk memudahkan
arah penulisan paper ini, maka diperlukan penetapan tujuan yang diharapkan
tercapai dari penulisan ini adalah:
1) Mendeskripsikan
peran standar QA dalam meningkatkan audit mutu professional.
2) Merumuskan
solusi tentang peran standar QA dalam dalam meningkatkan audit mutu
professional.
3) Merumuskan
langkah-langkah strategis pengaplikasian
Standar QA dalam meningkatkan audit mutu professional.
MANFAAT
Manfaat
yang diharapkan sebagai dampak dari capai tujuan di atas adalah: Meningkatnya
pemahaman dan ketrampilan dalam penerapan standar Quality Assurance untuk
meningkatkan mutu audit internal.
GAGASAN
Sebelum
membahas lebih jauh tentang kondisi kekinian dari Quality Assurance, kami
mengawali menjelaskan secara singkat tentang quality assurance dan mutu. Ini
kami lakukan untuk menyamakan persepsi awal sebagai pengantar untuk membahas
lebih jauh tentang quality assurance dan implikasinya terhadap mutu audit
internal.
Mutu, sebagaimana
diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan antara sifat-sifat dan
karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran dapat memenuhi
kebutuhan pembeli. Pembeli yang menentukan sifat-sifat dan karakteristik yang
penting. Pembeli yang menilai sampai seberapa jauh sifat-sifat dan
karakteristik keluaran memenuhi kebutuhannya. Sementara Institute of Quality
Assurance, menjelaskan mutu sebagai berikut: In its broadest sense,
quality is a degree of excellence: the extent to which something is fit for its
purpose. In the narrow sense, product or service quality is defined as
conformance with requirement, freedom from defect or contamination, or simply a
degree of customer satisfaction. In quality management is defined as the
totally of characteristic of a product or service that bears on its ability to
satisfy stated and implied need. Quality is also rapidly embracing the nature
or degree of impact an organization has on its stakeholders, environment and
society. Sedangkan oleh American Society for Quality (ASQ), mutu
dijelaskan sebagai berikut: Quality: a subjective term for which each person
has his or her own definition. In technical usage, quality can have two
meaning: 1) the 30 characteristics of a product or service that bear on
its ability to satisfy tated or implied need and 2) a product or service free
of deficiencies (Jatnika, 2006).
Selanjutnya audit mutu adalah, Audit mutu adalah proses pemeriksaan sistematis sistem
mutu yang dilakukan oleh auditor mutu
internal atau eksternal atau
tim audit, yang merupakan bagian penting dari sistem mutu manajemen organisasi dan merupakan elemen kunci dalam sistem standar mutu ISO, ISO 9001.
Selanjutnya, Hadiawiardjo, dkk., dalam
Jatnika (2006) bahwa QA adalah istilah
yang menyatakan keseluruhan kegiatan yang terencana dan resmi yang dimaksudkan
untuk memberikan kepercayaan bahwa keluaran akan memenuhi tingkat mutu yang
diinginkan. Sedangkan The Institute of Internal Auditor pada Statement on
Internal Auditing Standards No 4: Quality Assurance (1986, )
mendefinisikan sebagai berikut: As a general term, "quality
assurance" is usually understood to mean the process of objective review
of overall effectiveness and compliance with relevant policies and standards.
Sasaran
pembelajaran dari peran standar quality assurance dalam
meningkatkan mutu auditing professional adalah:
1. Kondisi
Kekinian Quality Assurance (Qa) Terhadap Mutu Audit Professional
2. Element-element
dan Prosedur Review Quality Assurance Audit Internal
3. Manfaat
Review QA Internal Audit
4. Melakukan
Review QA Mutu Audit Internal
5. Solusi-Solusi
Tentang Review Qa Terhadap Mutu Audit Internal
1.
KONDISI
KEKINIAN QUALITY ASSURANCE (QA) TERHADAP MUTU AUDIT PROFESSIONAL
Quality assurance sangat perlu dalam menjaga
kemampuan departemen internal audit untuk melaksanakan fungsinya secara efektif
dan efisien, dan juga sangat penting dalam mencapai dan memelihara.tingkat
kepercayaan dari manajemen, komite audit, dan semua pihak yang mempunyai
hubungan dengan pekerjaan dan hasil internal audit. Untuk kepentingan
pelaksanaan quality assurance, the Institute of Internal auditor memberikan
pengarahan dengan dikeluarkannya Statement on Internal Auditing Standards No 4
tentang Quality Assurance. Selanjutnya pengarahan ini dimasukan sebagai bagian
dari standar 560 dari Standards for the Professional Practice of Internal
Auditing.
Standar IIA 1312 "mengharuskan
setiap departemen audit internal untuk
memiliki penilaian mutu eksternal setidaknya sekali setiap lima tahun oleh reviewer
independen berkualitas dari luar organisasi." Dengan kata lain, di samping fungsi review internal
QA, audit internal harus dinilai audit independen internal atau kontrak dengan
penyedia luar untuk menilai mutu
keseluruhan dari fungsi audit internal. Ini merupakan persyaratan kunci untuk semua departemen audit internal.
2.
Element-element
dan Prosedur Review Quality Assurance Audit Internal
Sebuah review QA biasanya
dimulai dengan suatu review rinci sesuai dengan prosedur audit internal,
termasuk:
- mengevaluasi proses perencanaan penilaian risiko;
- meninjau dokumen perencanaan lainnya dan prosedur penugasan staf,
- meninjau laporan kertas kerja yang dipilih dan yang digunakan dalam audit yang sebenarnya, dan
- semua perencanaan lain dan bahan-bahan administrasi yang digunakan oleh audit internal dalam melaksanakan tugas program audit.
Sedangkan prosedur yang
dapat diikuti dalam melakukan review QA adalah:
- Tentukan area untuk dimasukkan dalam review QA internal audit, apakah seluruh fungsi atau hanya komponen audit internal yang terpisah, seperti divisi yang terpisah atau wilayah geografis.
- Tentukan jangka waktu audit untuk dimasukkan dalam review QA, apakah dari kesimpulan review QA terakhir atau untuk periode 12 bulan sebelum pengumuman audit.
- Menentukan siapa yang akan mereview QA Audit internal dan memastikan bahwa pengkaji memahami standar IIA.
- Jika audit internal tidak memiliki review QA dalam 24 bulan terakhir, maka perlu mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa baik anggota staf audit internal dan manajemen memahami tujuan dan sifat dari review QA.
- Jika tim review QA berencana untuk survei atau wawancara auditee di luar departemen audit internal, maka perlu membuat beberapa rencana awal untuk menginformasikan semua orang yang dilibatkan.
- Berdasarkan audit internal yang selesai dan yang diproses, perlu mengembangkan strategi umum untuk jumlah dan jenis audit yang akan dipilih untuk diperiksa. Jika wilayah pengetahuan khusus harus dimasukkan, seperti keamanan komputer atau desain otomatis, menentukan bahwa sumber daya yang tepat telah dialokasikan.
- Memutuskan apakah akan meninjau QA berdasarkan tingkatan, memeriksa kepatuhan terhadap standar-standar umum atau rencanakan untuk memasukkan review rinci audit yang dipilih, termasuk referensi cek workpaper atau tes reperformance.
- Jika masalah yang dihadapi dalam perjalanan dari review QA direncanakan, seperti audit membutuhkan kajian yang lebih rinci, prosedur harus disiapkan untuk mengevaluasi lingkup kajian QA atau jadwal.
- Mengembangkan prosedur umum untuk format dan sifat laporan audit QA akhir.
- Mengembangkan strategi untuk pelaporan hasil review QA untuk anggota lain dari departemen audit internal dan untuk anggota yang dipilih dari manajemen senior.
Selanjutnya sebagai hasil dari prosedur review dan survei auditee, resensi
QA harus meringkas hasil dan menyiapkan laporan
kepada CAE. Berdasarkan laporan rekomendasi
ini, rencana untuk perbaikan
atau tindakan korektif harus ditetapkan. Dalam beberapa kasus, jika review
menemukan bahwa audit selesai tertentu tidak mengikuti
prosedur audit internal yang baik, program review yang
sedang berlangsung atau tindakan perbaikan
harus ditetapkan.
3.
Manfaat
Review QA Internal Audit
Ada berbagai pihak yang akan memperoleh manfaat dari
pelaksanaan review QA internal control, yaitu:
- Untuk Audit Internal, sebagai penerima manfaat utama dari setiap program
review QA Audit internal akan audit internal itu sendiri. Review QA audit
internal akan
memungkinkan reviewer luar untuk
menilai seberapa bagus fungsi audit internal yang dilakukan dalam memenuhi standar audit internal. Hal ini dapat menjadi manfaat yang berharga untuk
fungsi audit internal moderen. Review QA audit internal, yang dilakukan oleh pihak
luar, dapat dilakukan
ke beberapa area tertentu dengan cara tidak sepenuhnya sesuai
dengan standar atau di mana efisiensi yang lebih baik dapat dicapai.
Hasil review QA tersebut, manajemen audit internal dapat meningkatkan operasinya
sendiri secara keseluruhan.
- Untuk
Manajemen, ringkasan hasil audit internal dari review QA dengan berbagai tingkat manajemen senior
dapat menjadi informasi yang
menyediakan
keyakinan yang lebih besar dalam review mutu
audit internal yang dilakukan
kepada manajemen senior, ini adalah keuntungan besar bagi perusahaan
secara keseluruhan.
Tentu saja, manfaat yang ada dapat
menjadi efektif jika pelaksanaan review QA audit internal mematuhi
standar-standar mutu yang berlaku, dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
untuk review QA audit mutu secara total.
4.
Melakukan
Review QA Mutu Audit Internal
Sebuah
perusahaan besar, dapat melakukan review QA
audit internal menggunakan anggota yang ditunjuk dari departemen. Dan sering, auditor internal yang akrab dengan perusahaan, prosedur, dan
industri dan juga memahami prosedur
audit internal,
sering kali adalah orang terbaik, paling
memenuhi syarat untuk meninjau operasi
audit internal. Sebuah fungsi audit internal yang lebih luas dapat melakukan review QA sendiri secara
efektif apabila dapat menunjukkan kepada orang lain, baik di dalam dan di luar departemen, yang bertindak sebagai
pihak independen.
Meskipun auditor internal
memiliki standar yang
mengharuskan mereka untuk bertindak secara independen, melakukan review mutu
sendiri dapat dilihat
sebagai latihan melayani diri
sendiri atau program untuk
mengkritik seseorang di departemen.
Seperti disebutkan, review yang terbaik dilakukan oleh sebuah fungsi independen dalam audit internal dan harus mengikuti prosedur normal audit internal.
Setelah selesai
review, manajer yang
bertanggung jawab untuk unit terakhir
akan merespon laporan audit, dan salinan dari laporan akhir akan disampaikan kepada direktur audit internal, yang bisa mengambil tindakan lebih lanjut yang
diperlukan.
Ini adalah cara yang sangat efektif
untuk mengatur review QA
internal audit ketika fungsi
audit didistribusikan di seluruh perusahaan.
5.
SOLUSI-SOLUSI
TENTANG REVIEW QA TERHADAP MUTU AUDIT INTERNAL
Terlepas dari gambaran umum tentang
kondisi kekinian di atas, pada bagian ini kami tampilkan beberapa solusi atau
kebijakan IIA yang pernah dilakukan berkait dengan review QA mutu audit
internal.
Tim
PwC Advisory Internal Audit Anderson and Chambers (2006), bahwa dalam
menanggapi peningkatan
fokus tata kelolah yang efektif, maka
Institute of Internal Auditors (IIA)
mengeluarkan dua ketentuan kunci untuk merevisi standar untuk praktek audit internal pada tahun 2002. Dari dua ketentuan, jaminan kualitas eksternal review (QAR)
dianggap sangat penting, yang mencerminkan peningkatan peran yang dimainkan oleh departemen audit internal dalam pengawasan, risiko dan kegiatan tata kelola perusahaan yang
luas.
Selanjutnya
Anderson dan Chambers berpandangan bahwa review QA yang dapat memperkuat nilai
strategis audit
internal, dipengaruhi oleh
beberapa factor keberhasilan yang berhubungan dengan masing-masing dari tiga komponen utama dari program QA, yaitu:
1) Pemantauan kinerja audit internal: program QA yang selalu sukses dibangun di atas komitmen terus menerus untuk mutu. CAE
harus memastikan mutu
yang terus menerus dipantau melalui inisiatif seperti review pengawasan kertas kerja; mutu
internal / peer review dari penugasan selesai, dan pengukuran yang sedang berlangsung dan analisis metrik kinerja seperti kepuasan klien dan siklus waktu audit.
2)
Penilaian internal secara
berkala kesesuaian audit internal dengan
standar IIA: Dalam melakukan review QA eksternal, direkam
bahwa beberapa departemen audit internal mengabaikan persyaratan untuk melakukan penilaian periodik audit internal dengan kesalahan serius.
3) Penilaian Eksternal: Banyak CEA yang mempertimbangkan penilaian eksternal merupakan langkah penting dalam QA secara keseluruhan dan proses perbaikan. Selain
mengkonfirmasikan kepatuhan dengan standar IIA, penilaian yang dirancang dengan baik akan memberikan tolok ukur eksternal dan pengukuran yang dapat digunakan untuk terus meningkatkan kinerja audit internal setelah laporan review QA eksternal dikeluarkan.
Tiga komponen yang direkomendasikan di
atas, merupakan hasil temuan Anderson dan Chambers dalam melakukan tugas review
di beberapa perusahaan kliennya. Dimana tiga permasalahan yang ditampilkan di
atas, secara umum berada di area kekurangtaatan klien terhadap standar yang
ditetapkan oleh IIA.
GAGASAN
YANG DIAJUKAN
Secara detail gagasan tentang peningkatan mutu audit
internal professional, adalah:
a. Melakukan pemantauan kinerja audit internal
secara terus menerus, melalui design program QA
yang dibangun di
atas komitmen untuk mutu. Misalnya
pemantauan terhadap: review pengawasan kertas kerja; mutu
internal / peer review dari penugasan selesai, dan pengukuran yang sedang berlangsung dan analisis metrik kinerja seperti kepuasan klien dan siklus waktu audit.
b. Melakukan penilaian internal secara berkala untuk
menguji kesesuaian audit internal dengan
standar IIA. Ini dimaksudkan untuk
mempersempit area review QA eksternal, yang tentunya berdampak pada efisiensi
perusahaan.
c. Melakukan
penilaian eksternal.
CEA harus mempertimbangkan untuk
penilaian eksternal yang merupakan langkah penting dalam QA secara keseluruhan dan proses perbaikan.
TEKNIK
IMPLEMENTASI
Setelah dapat
merumuskan langkah-langkah strategis penerapan Standar QA (Review QA) mutu
audit internal, maka teknik implementasi yang diajukan adalah:
1) Menyiapkan/menyusun rencana teknis atau
program kerja penerapan.
2) Merumuskan visi dan misi: menciptakan
mutu audit internal professional melalui
penerapan standar QA.
3) Mengorganisasikan sumberdaya yang
tersedia untuk mendukung realisasinya gagasan, dengan menggunakan pendekatan
siklus PDCA.
4) Merumuskan Standar operasional
pelaksanaan (SOP) sebagai kebijaksanaan untuk melaksanakan gagasan.
5) Jika perlu, diperkuat dengan regulasi
yang mendukung gagasan.
PREDIKSI
HASIL
Dengan
menerapkan standar QA untuk meningkatkan mutu audit professional, melalui
strategi dan teknik implementasi yang telah ditetapkan perusahaan, maka hasil
yang diharapkan adalah: Terciptanya mutu audit internal professional sebagai
cerminan dari aktifitas bisnis perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan
dan internal audit perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar