- Sikap orang tua terhadap anak.
- Pandangan / falsafah orang tua mengenai pendidikan dan disiplin anak.
Untuk dapat merawat gigi anak dengan sukses, dokter gigi perlu melihat pengaruh orang tua dan lingkungannya terhadap cara berfikir dan tingkah laku seorang anak. Pasien anak pada umumnya merupakan hasil perpaduan pengaruh disekitar rumah dan sikap orang tua anak. Dengan mengadakan pembicaraan dan pertanyaan pada orang tua serta pengamatan pada anak dapat dianalisa keadaan rumah tangga dan bentuk tingkah laku anak.
Sikap orang tua terhadap perawatan gigi akan tercermin pada anakanaknya dengan akibat akan berpengaruh terhadap kerjasama yang diharapkan. Sikap orang tua pada dasarnya mempunyai hubungan dengan falsafah yang dianut orang tua dalam mendidik anaknya.
Menurut Gesell dan Ilg terdapat 3 macam falsafah yang umum dianut orang tua dalam mendidik anak yaitu :
1. Otoriter (Disiplin keras)
Paham ini menghendaki kesempurnaan dalam segala hal (perfectionisme). Orang tua yang otoriter menganggap anak-anak yang sedang membentuk kebiasaan-kebiasaan itu dapat dibentuk tingkah lakunya menurut ukuran tingkah laku tertentu, berpedoman pada program yang berbentuk garis lurus. Hal ini sering menyebabkan sikap anak bereaksi negatif karena merasa tidak aman dan bertindak bertolak belakang dari yang diingini (negativisme).
2. Liberal (Laissezfair)
Paham ini berpendapat “Dunia berputar dengan sendirinya”, orang tua sedikit sekali campur tangan terhadap pendidikan anaknya, sehingga cenderung membiarkan anak karena anak akan mengetahui dan memilih apa yang terbaik baginya. Orang tua kurang memberikan bimbingan fisik maupun mental sehingga anak-anak menunjukkan gejala kurang disayang (under affection).
3. Perkembangan (Developmental)
Paham ini mengakui adanya kekuatan keturunan dan merupakan kombinasi dari kedua paham diatas. Tujuannya mengembangkan potensi yang terbaik pada anak. Paham ini memberikan kepercayaan pada anak untuk pengaturan diri dan penyesuaian diri setelah diberi pengarahan yang baik. Falsafah yang dianut orang tua memberikan pengaruh pada tingkat / kriteria tertentu merupakan interaksi yang mereka peroleh dari orang tua mereka dan melihat bagaimana hubungan anak dengan orang tuanya. Beberapa sikap orang tua telah diidentifikasikan dan dapat menentukan tingkah laku tertentu yang kurang baik pada anak-anak mereka, sikap tersebut yaitu :
a. Over Affection (terlalu memanjakan anak)
Keadaan ini terjadi kemungkinan karena perkawinan pada usia lanjut, anak tunggal, anak bungsu dan anak angkat.
b. Over Protection (melindungi anak yang berlebihan)
Orang tua seperti ini tidak memberi kesempatan kepada anak untuk mengalami dan belajar mengatasi permasalahan. Sebagai akibatnya anak menjadi pemalu, takut terhadap situasi yang baru, dan kurang rasa percaya diri. Anak sering menolak kewajiban dan tingkah laku tak bertanggung jawab.
c. Over Indulgence (memenuhi keinginan anak tanpa batas)
Orang tua tidak membatasi keinginan dan kegiatan anak. Ayah dan ibu yang mengalami kesulitan dengan keuangan pada masa kanak-kanak sikap yang berlebihan terhadap anak menyebabkan anak menjadi rusak ahlaknya. Gejalanya : Anak suka bikin ribut, berteriak, menyepak jika kehendaknya tidak dipenuhi bahkan bisa terjadi cyanosis. Anak belajar memanipulasi orang tuanya untuk memenuhi apa yang mereka kehendaki.
d. Over-Anxiety (Kekhawatiran yang berlebihan)
Biasanya terjadi pada keluarga yang pernah kematian anak, atau mempunyai anak tunggal. Perasaan perlindungan dan kasih sayang yang melewati batas yang wajar, sehingga pergaulan anaknya dengan anak lain dirintangi. Penyakit yang ringan sifatnya dianggap berat, bahkan kunjungan ke dokter gigi sering diundurkan. Anak menjadi tergantung pada orang tuanya dalam segala hal / kegiatan, juga anak menunjukkan perasaan gelisah, mudah takut, pemalu ditandai anak suka menggigit kuku.
e. Over Authority (sikap terlalu keras)
Orang tua bersikap kritis, selalu mencari kesalahan anak, segala kegiatan anak dibatasi sehingga anak sering mencari jalan dengan berdusta, kurang hormat terhadap orang tuanya.
Sebagai akibat anak menyatakan perasaannya dalam bentuk negativisme, berupa sikap acuh tak acuh, sulit diajak berunding, tidak mempan terhadap nasehatnasehat. Anak mengalami rasa takut yang berlebihan terhadap dokter gigi dan biasanya akan menggunakan taktik penundaan sebagai cara untuk menghindari perawatan gigi.
f. Under Affection (sikap kurang kasih sayang)
Orang tua kurang acuh terhadap anaknya, selalu tidak mempunyai waktu anak, karena alasan keadaan sosial atau keuangan. Hubungan ayah dan ibu yang tidak serasi, adanya ayah atau ibu tiri dapat menyebabkan perasaan anak kurang aman. Orang tua yang menyerahkan anak ke panti asuhan dapat juga menyebabkan kurang kasih sayang. Demikian juga pada keluarga yang tidak stabil, ayah yang terlalu kejam, perselisihan antara ayah dan ibu dimasa lampau.
g. Rejection (sikap menolak)
Sikap ini dapat timbul karena :
- Curiga antara ayah dan ibu
- Faktor ekonomis
- Orang tua belum matang untuk berkeluarga.
- Kurang rasa tanggung jawab.
- Menghendaki anak yang berkelamin sebaliknya.
Seorang anak yang merasa ditolak keberadaannya akan merasa gelisah, hiperaktif, emosi tidak stabil, sukar berkonsentrasi. Anak yang mempunyai orang tua seperti diatas, akan berkembang menjadi orang yang egois, kasar agresif kegiatannya berlebih-lebihan. Secara fisik anak yang mendapat perlakuan tersebut suka memendam perasaan dan tidak terpolesit terhadap tindakan yang menimbulkan rasa sakit.
Disamping sifat orang tua tersebut diatas, terdapat pengaruh sifat orang tua terhadap anak tunggal dan angkat.
Anak tunggal
Orang tua biasanya memanjakan, melindungi diluar batas, khawatir yang berlebihan dan terlalu menuruti kehendak anak. Anak dapat menjadi gugup, penuh rasa takut dan menarik diri.
Anak angkat
Orang tua cenderung mempunyai sikap kasih sayang yang berlebihan, tidak memberi kesempatan pada anak berkembang. Akibatnya anak menjadi gugup, penakut dan menyendiri.
0 komentar:
Posting Komentar