Pengertian dan Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi

Pengertian
Menurut Khalid (1994) emosi dikatakan stabil apabila ekspresi emosi ditampilkan dengan konstruktif dan tidak membahayakan, interpretasi yang obyektif terhadap suatu peristiwa dan membiasakan diri menghadapi segala tantangan dan menciptakan jalan keluar.

Menurut Najati (2000) bahwa kestabilan emosi adalah tidak berlebih-lebihan dalam pengungkapan emosi, karena emosi yang diungkapkan secara berlebih-lebihan bisa membahayakan kesehatan fisik dan psikis manusia. Hurlock (1980) berpendapat bahwa kestabilan emosi memiliki beberapa kriteria-kriteria.

  • Pertama, yaitu emosi yang secara sosial dapat diterima oleh lingkungan sosial. Individu yang emosinya stabil dapat mengontrol ekspresi erposi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial atau dapat melepaskan dirinya dari belenggu energi mental maupun fisik yang selama ini terpendam dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. 
  • Kedua, pemahaman diri. Individu yang punya emosi stabil mampu belajar mengetahui besarnya kontrol yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, serta menyesuaikan diri dengan harapan-harapan sosial, bersikap empati yang tinggi terhadap orang lain. 
  • Ketiga, penggunaaan kecermatan mental. Individu yang stabil emosinya mampu menilai situasi secara cermat sebelum memberikan responnya secara emosional. Kemudian individu tersebut mengetahui cara yang tepat untuk bereaksi terhadap situasi tersebut.
Abbas ( 1997 ) berpendapat bahwa emosi dikatakan menuju ketingkat stabil ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 
  1. Adanya organisasi dan integrasi dari semua aspek emosi. Individu akan mampu secara penuh mengekspresikan segala bentuk emosi baik yang positif maupun yang negatif. 
  2. Emosi menjadi bagian integral dari keseluruhan kepribadian. Individu memiliki sistem emosi yang profesional dalam keseluruhan struktur pribadinya 
  3. Individu dapat menyatakan emosinya secara tepat dan wajar. 

A1 Hasyim (1999) mengungkapkan bahwa orang yang stabil emosinya adalah orang yang bisa menstabilkan atau menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis. Manusia tidak hanya terdiri dari tubuh dan pikiran saja namun juga memiliki jiwa yang bergairah, semangat yang mendorongnya untuk mengangkat dirinya dengan mencurahkan diri untuk beribadah mencari ridllo Allah dan takut akan azab-Nya. 

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan dengan sikap yang sesuai dengan harapan sosial, tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan emosi serta bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis. Berdasar kesimpulan diatas bahwa orang yang stabil emosinya adalah orang yang bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ketika dihadapkan pada suatau permasalahan, tidak mengekspresikan emosinya dengan berlebihlebihan seperti berteriak sekencang-kencangnya, memukul, dan marah-marah. Orang stabil emosinya bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.

Faktor- faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi 
Menurut Hurlock (1995) faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah: 
a. Fisik 
Kalau seseorang dalam kondisi sehat secara jasmani maka akan cenderung untuk tidak mudah marah dan cepat tersinggung. Individu akan merasa nyaman dan tentram dalam kondisi jasmaniahnya yang sehat. Tapi individu menjadi cepat marah dan cepat tersinggung bila ada salah satu angota badanya kurang sehat secara medis. Hal ini disebabkan karena ada sesuatu kekurangan yang dirasakan oleh individu, dan hal ini membuat individu merasa tidak nyaman 
b. Kondisi lingkungan
Adalah kondisi lingkungan tempat individu berada. Lingkungan yang bisa menerima kehadiran individu dan individu mudah diterima pada lingkungan tersebut akan membuat individu mengalami kestabilan dalam emosi. Akan tetapi bila lingkungan tidak bisa menerima kehadiran individu maka individu merasa tidak dianggap oleh lingkungan dan hal ini menyebabkan individu merasa tidak berhargai dan terhina. 
c. Faktor pengalaman
Melalui pengalaman individu bisa mengetahui bagaiman anggapan orang lain tentang berbagai bentuk ungkapan emosi. Individu akan mempelajari bagaimana cara mengungkapkan emosi yang bisa diterima oleh lingkungan sosial dan bagaimana ungkapan emosi yang tidak diterima. Hal ini berkaitan dengan kondisi norma budaya setempat. Individu harus bisa mampu mempelajari kondisi lingkungan tempat dia berada. Antara satu daerah dengan daerah yang lain tidak sama adat istiadatnya. 

Afiatin dkk (1994) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah faktor lingkungan dan individu. Faktor lingkungan berkaitan dengan pengaruh lingkungan tempat individu tinggal, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial masyarakat. Faktor individu berkaitan dengan masalah pertumbuhan fisik biologis. 

Menurut Bastaman (2001) faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah individu itu sendiri. Suatu tindakan-tindakan terencana untuk mengembangkan potensi pribadi. Untuk itu diperlukan pemanfaatan prinsipprinsip pelatihan. Pelatihan ini pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan untuk lebih menyadari berbagi keunggulan dan kelemahan pribadi, baik yang berupa potensial maupun yang sudah teraktualisasi misalnya, kemampuan yang dimiliki, ketrampilan, sikap, sifat, keinginan. Pada hal yang demikian yang bisa menumbuh kembangkan hal-hal yang positif serta mengurangi dan menghambat hal-hal yang negatif. 

Menurut Najati (2000) bahwa faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi itu terletak pada diri individu itu sendiri, yaitu faktor keimanan pada Allah SWT. Individu yang benar-benar beriman hanya takut pada Allah saja, ia tidak takut mati ataupun musibah. Individu akan bisa mengendalikan amarahnya, menahan kesedihan, selain itu mempunyai sikap merendahkan diri. Orang yang selalu ingat akan mati dia akan selalu melakukan perbuatan kebajikan baik kepada Allah ataupun kepada sesama manusia {Hablum Minallah Wa Hablum Mmannas i) sebab individu punya keyakinan bahwa segala amal perbuatan akan ada balasanya dihadapan Tuhan dihari pembalasan kelak. Juga orang yang stabil emosinya bila tertimpa suatu musibah dia akan mengatakan bahwa semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya pula {Innalillahi Wa Innailaihi Roji'un)., dan individu akan menyerahkan segala urusanya hanya kepada Tuhan setelah individu berusaha dengan sungguh-sungguh. 

Faktor lain yang menyebabkan emosi stabil adalah lewat pemahaman terhadap makna A1 Quran. Orang yang memahami makna A1 Quran akan teijadi proses kontrol diri {self control) yang kuat, menggelorakan perasaan, kemantapan diri, menggugah kesadaran {self consciousness) dan proses pembelajaran atau menajamkan wawasan. (Najati, 2000). 

Beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi meliputi hal-hal yang berkaitan secara langsung dengan individu itu sendiri seperti: pengalaman, pelatihan, keyakinan terhadap hal-hal yang diyakini itu benar, dan pemahaman terhadap makna A1 Quran. Sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan keluarga serta lingkungan sosial.

4 komentar:

Upalifestories mengatakan...

maaf mas/mbak boleh minta referensinya?

Unknown mengatakan...

Mas mnta refrensi lengkapnya dunk..

Unknown mengatakan...

Gan bagi referensi lengkapnya donk. Pleasee

Unknown mengatakan...

Masok

Posting Komentar

 

Serba Ada Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger