Pada awalnya istilah kurikulum
digunakan dalam dunia olah raga pada
jaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata “ Curir “ artinya pelari dan “ Curere “ artinya ditempuh atau berpacu. Curriculum diartikan jarak
yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum
dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup :
- Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan;
- Pengalaman belajar atau kegiatan belajar;
- Program belajar ( plan for learning ) untuk siswa ;
- Hasil belajar yang diharapkan.
Dari rumusan tersebut , kurikulum diartikan “ program dan pengalaman belajar serta
hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan
dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial siswa.( Nana Sudjana).
A. Beberapa Definisi Kurikulum :
1.
Hilda Taba, mengartikan kurikulum
sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari
oleh anak-anak
2.
J. Galen Saylor dan William M. Alexander, menjelaskan
The curriculum is the sum total of schools effort to influence learning,
whether in the classroom, on the playground, or out of school. Jadi segala
usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas,
dihalaman sekolah atau di luar sekolah.
3.
Harold B. Alberty cs. Memandang
kurikulum sebagai all of the activities that the provided for the students by
the school. Dengan kurikulum dimaksud segala kegiatan yang disajikan oleh
sekolah bagi para pelajar dan tidak diadakan pembatasan antara kegiatan di
dalam dan di luar kelas.
4.
B. Othanel Smith cs. Mengartikan
kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan
kepada anak, yang diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai
dengan masyarakatnya
5.
J. Lloyd Trump dan Delmas F.
Miller, kurikulum lebih luas dari pada hanya bahan pelajaran, dalam kurikulum
termasuk metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi
kemajuan murid dan seluruh program, perubahan dalam tenaga pengajar, bimbingan
dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai
waktu, jumlah, ruangan serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran.
6.
Alice Miel, kurikulum meliputi
segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di
sekolah.
7.
Depdikbud, kurikulum dipandang
sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi ini
mencerminkan adanya : 1. Pendidikan itu adalah suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan; 2. Di dalam kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana yang disusun/
diatur; 3. Rencana tersebut dilaksanakan di sekolah melalui cara yang telah
ditetapkan.
8.
Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. ( UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ).
B. Peranan Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan
yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peranan sebagai berikut :
1.
Peranan Konservatif
, salah satu tanggung jawab kurikulum
adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda.
Dengan demikian , sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai-nilai
sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai
suatu proses sosial. Karena pendidikan
itu sendiri pada hakekatnya
berfungsi pula menjembatani antara siswa
dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi
lebih kompleks, dan disinilah peranan
kurikulum turut membantu proses tersebut.
2.
Peranan Kritis / Evaluatif,kebudayaan
senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada,
melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan.
Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan
menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali –nilai sosial yang tidak sesuai
lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan
perbaikan, sehingga kurikulum perlu
mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
3.
Peran Kreatif,
kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti
mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang
dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu
mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan
pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
C. Fungsi Kurikulum.
Secara umum fungsi
kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan
pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di
sekolah, termasuk guru dan sarana serta
prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara
sistematis dan logis , diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :
1.
Fungsi Penyesuaian,
karena individu hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap
individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik lingkungan
pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi
kurikulum sebagai alat pendidikan menuju
individu yang well adjusted.
2.
Fungsi Integrasi,
kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu itu sendiri merupakan
bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
3.
Fungsi Deferensiasi,
kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan
dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini
akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4.
Fungsi Persiapan,
kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa
agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat.
Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan atau semua apa
yang menarik minat mereka.
5.
Fungsi Pemilihan,
antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.Pengakuan atas
perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa
yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan
yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu
diprogram secara fleksibel.
6.
Fungsi Diagnostik,
salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa
agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat
mengembangkan semua potensi yang dimiliki.Ini
dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing
siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal.
D.
Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum adalah meliputi
:
1.
Fungsi bagi sekolah yang
bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan –tujuan pendidikan yang
diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
2.
Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan
keseimbangan proses pendidikan.
3.
Fungsi bagi masyarakat dan pemakai
lulusan .
E.
Penyusunan Kurikulum memperhatikan :
- Peningkatan iman dan takwa;
- Peningkatan akhlak mulia;
- Peningkatan potensi,
kecerdasan dan minat peserta didik;
- keragaman potensi daerah dan
lingkungan;
- Tuntutan pembangunan daerah
dan nasional;
- Tuntutan dunia kerja;
- Perkembangan IPTEK dan seni;
- Agama;
- Dinamika perkembangan global;
- Persatuan nasional dan
nilai-nilai kebangsaan. ( pasal 36 UU. No. 20/2003 ).
F. Pendekatan Studi Kurikulum.
Secara teoritis, menurut
perkembangannya penyusunan kurikulum menggunakan pendekatan sebagai berikut :
1.
Pendekatan Mata pelajaran ( Subject
Matter ), pendekatan ini bertitik tolak dari mata pelajaran
seperti : Ilmu Bumi, Sejarah , Geografi, Biologi, Matematika dll, dimana setiap
mata pelajaran masing-masing berdiri
sendiri sebagai suatu disiplin ilmu tersimpan dalam kotak-kotak mata pelajaran.
Mata pelajaran tersebut terlepas satu sama lainnya dan tidak ada hubungan atau
kaitan satu sama lainnya, bahkan terdapat kecenderungan bahwa setiap mata
pelajaran tersebut menganggap dirinya paling penting. Dari kenyataan ini, akan melahirkan kurikulum mata pelajaran
( subject matter curriculum ).
2.
Pendekatan Inter-disipliner,
gejala-gejala sosial dan masalah-masalah yang ada dalam masyarakat tidak
mungkin hanya ditinjau dari satu segi saja. Sesuatu gejala sosial saling terkait baik segi sosial politik,
ekonomi , budaya dan sebagainya. Suatu peristiwa dalam masyarakat akan
mempengaruhi segi-segi kehidupan yang lain, sehingga tidak bisa hanya ditinjau
dari satu aspek sejarah saja. Disamping
itu mempelajari suatu disiplin ilmu yang tersusun secara sistematis dan logis ,
memerlukan kematangan intelektual tertentu.
Dari kenyataan ini sebaiknya kurikulum disusun berdasarkan sejumlah mata
pelajaran yang memiliki ciri-ciri yang sama dipadukan menjadi satu bidang
studi. Pendekatan demikian disebut
dengan pendekatan inter disipliner dan melahirkan correlated curriculum. Pendekatan interdisipliner terdiri dari tiga
jenis pendekatan yaitu : pendekatan struktural, pendekatan fungsional dan
pendekatan daerah ( interfield ). Pendekatan struktural bertitik tolak dari struktur atau suatu disiplin ilmu
tertentu seperti Ilmu Bumi atau Sejarah dll. Berdasarkan disiplin atau topik dari Ilmu Bumi, kemudian
dipelajari disiplin yang lain seperti
sejarah, ekonomi, politik, antropologi dalam satu bidang studi yaitu IPS.
Pendekatan fungsional bertitik tolak pada masalah tertentu dalam masyarakat
atau lingkungan, kemudian masalah tersebut
di telaah dari berbagai disiplin
yang berbed dalam suatu bidang studi yang sama , seperti masalah air diteropong dari aspek kimia,
biologi,fisiologi dll. Sedangkan pendekatan daerah bertitik tolak dari
pemilihan suatu daerah tertentu sebagai bahan kajian seperti dipilih daerah Bali
atau Jawa, kemudian dipelajari dari
aspek ekonominya, antropologinya, adat istiadat, bahasa dll.
3.
Pendekatan integratif,
bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur.
Bermakna berarti bahwa setiap
keseluruhan itu memiliki makna, arti datu faedah tertentu. Keseluruhan
bukanlah penjumlahan dari bagian-bagian, melainkan suatu totalitas yang
memiliki makna sendiri. Pendidikan anak adalah pendidikan seluruhnya, pendidikan
dalam rangka pembentukan pribadi yang terintegrasi. Oleh karena itu , kurikulum
harus disusun sedemikian rupa untuk mampu mengembangkan pribadi yang utuh, yang
bulat dengan mempertimbangkan bahwa anak adalah potensial dan sedang
berkembang. Mata pelajaran hanyalah
sebagian saja yang mempengaruhi perkembangan anak, disamping itu
bahkan lebih luas lagi adalah komponen lain seperti bangunan, fasilitas, tukang kebun,
gambar-gambar ataupun musik dll.Dari pendekatan ini akan melahirkan kurikulum
integrasi/ Integrated Curriculum.
4.
Pendekatan sistem,
adalah totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian –bagian.
Komponen itu saling berhubungan satu sama lainnya dan saling mempengaruhinya.
Suatu komponen dapat merupakan suatu sub sistem dari suatu sub sistem yang lain. Seperti dalam kajian
makro, sebenarnya kurikulum termasuk dalam komponen dari input instrumental, sedangkan secara
mikro , kurikulum dalam hubungan komponennya adalah meliputi tujuan, prinsip,
susunan dan sistem penyampaian.
G.Prinsip-Prinsip
Kurikulum
1. Prinsip Relevansi: kesesuaian
pendidikan dengan tuntutan kehidupan,
atau pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan
tersebut fungsional dan berguna bagi kehidupan anak, meliputi :
- relevan
dengan lingkungan hidup siswa
-
relevan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan untuk masa akan dating
-
relevan dengan dengan tuntutan dalam dunia kerja.
2. Prinsip Efektifitas : ini berkaitan
dengan sejauhmana apa yang direncanakan dapat dilaksanakan atau dapat dicapai,
yang mencakup:
-
efektifitas mengajar guru
-
efektifitas belajar siswa
3. Prinsip Efisiensi: suatu usaha dengan memperbandingkan antara hasil yang dicapai (output) dengan usaha yang yang telah
dikerjakan atau dikeluarkan (input) mencakup efisiensi dari egi
waktu,tenaga, sarana prasarana yang
menghasilkan efisiensi dalam segi biaya.
4. Prinsip Kontinuitas: saling hubungan antara berbagai tingkat, jenjang
dan jenis program pendidikan, baik mencakup:
-
kontinuitas antara berbagai tingkat sekolah
-
kontinuitas antara berbagai program
studi
5.
Prinsip Fleksibelitas : ada semacam ruang gerak yang memberikan kebebasan
atau alternatif untuk bertindak,
meliputi :
-
fleksibelitas dalam memilih program pendidikan
- fleksibelitas dalam
mengembangkan program pengajaran
0 komentar:
Posting Komentar